SMJTimes.com – IMF menyoroti proyeksi perekonomian ‘Tiga Besar Dunia’ di tahun 2023. International Monetary Fund (IMF) menyebut perekonomian Amerika, Eropa dan China akan mempengaruhi ekonomi regional atau emerging market lainnya.
Kepala Ekonom dan Direktur Riset IMF Pierre Olivier Gourinchas menjelaskan ekonomi global masih melawan inflasi dan perang akan terus berlanjut tahun ini. Namun, pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan lebih tinggi dari Outlook IMF pada Oktober 2022 yang memperkirakan perekonomian dunia hanya tumbuh 2,7 persen.
Dilansir dari CNBC Indonesia (1/2), informasi terkini menyebutkan bahwa IMF merevisi proyeksi pertumbuhan global 2023 menjadi 2,9 persen. Perkiraan ini diubah setelah melihat dibukanya kembali aktivitas ekonomi di China.
Hal ini disampaikan Gourinchas dalam konferensi pers World Economic Outlook Update pada 31 Januari 2023 kemarin.
Ia menuturkan, “IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2022 mencapai 3,4% dan melambat menjadi 2,9% pada 2023. Kemudian meningkat lagi menjadi 3,1% pada 2024.”
Meski begitu, prospek perekonomian pada tiga besar dunia tersebut menjadi perhatian khusus baginya karena apapun yang terjadi, akan berimbas terhadap rantai pasok global dan perekonomian global.
Proyeksi Ekonomi ‘Tiga Besar Dunia’
IMF memperkirakan Amerika Serikat akan mengalami pertumbuhan negara mencapai 2% pada tahun 2022. Namun, di tahun 2023 diperkirakan melambat menjadi 1,4% dan menjadi 1% pada tahun 2024. Perkiraan selanjutnya diperkirakan mulai bangkit pada paruh kedua tahun 2024.
Pertumbuhan AS tetap lebih kuat karena masyarakat mulai membelanjakan simpanan tabungan mereka. Selain itu, pengangguran yang mendekati titik terendah dan banyak kesempatan bekerja untuk warga AS.
Inflasi di AS masih cukup tinggi, sehingga suku bunga bank sentral masih tetap tinggi di waktu yang lama. Kenaikan suku bunga ini dapat mengurangi likuiditas global, yang dapat memperlambat pemulihan ekonomi di negara berkembang.
Selain Amerika, IMF juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Eropa berada di titik terendah hingga 0,7% pada 2023, lantas naik menjadi 1,6% di tahun 2024 nantinya.
Perkiraan pertumbuhan Eropa pada tahun 2023 ini naik 0,2% dari perkiraan IMF sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan suku bunga yang cepat dari Bank Sentral Eropa, sehingga mengikis pendapatan sektor riil
Sementara itu, harga komoditas energi telah turun dan adanya tambahan dukungan daya beli masyarakat karena insentif fiskal.
Selanjutnya, China yang telah kembali membuka aktivitas ekonomi pasca lockdown, akan kembali meningkatkan penawaran dan permintaan barang baku industri. Permintaan komoditas dunia diperkirakan mendongkrak harga dan meningkatkan kembali inflasi.
Gourinchas menuturkan pemulihan ekonomi China setelah pembukaan dapat mengalami ‘kemacetan’ akibat gelombang COVID-19 pada pertengahan Januari 2023 atau akibat peningkatan tajam dari ekspektasi slowdown properti dipicu gagal bayar Evergrande yang menerjang pasar real estate China. Kondisi beban utang perusahaan properti di China, membuat negara tidak tinggal diam.
“Pertumbuhan akan meningkat di China dengan pembukaan kembali secara penuh pada tahun 2023,” Jelas Gourinchas.
IMF memberikan proyeksi perekonomian China akan tumbuh 5,2% pada tahun ini, naik dari realisasi 2022 yang tumbuh 3%. Namun, pada tahun 2024 kembali terjadi perlambatan menjadi 4,5%
Komentar