Rembang, SMJTimes.com – Menyongsong dijadikannya Rembang sebagai Kota Fashion, Desainer Batik Tulis Lasem Hawien Wilopo berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang memberi muatan lokal (mulok) materi tentang Batik Lasem di sekolah-sekolah.
Dirinya mengungkapkan, perhatian pemerintah terhadap para pengrajin Batik Lasem sudah sangat baik. Akan tetapi, dirinya masih berharap agar pemerintah concern terhadap para anak muda sebagai calon penerus yang melestarikan Batik Lasem.
Kurangnya perhatian Pemkab Rembang terhadap regenerasi ini menjadi salah satu faktor mengapa anak muda di Rembang jarang mengenali warisan leluhur mereka.
“Sejauh ini sekolah yang mencantumkan Batik Lasem di muatan lokal itu belum semua. Yang saya ketahui baru satu sekolah saja yang memang sudah intens mencantumkan Batik Lasem di materi pelajaran mereka,” kata Hawien beberapa waktu lalu.
“Jadi harapannya bukan hanya sekolah tata busana saja yang mendapatkan materi mengenai Batik Tulis Lasem, kalau bisa semua sekolah di Kabupaten Rembang ini mendapatkan materi tentang Batik Lasem. Jadi anak muda ada minat untuk mencintai warisan leluhur kita,” harap Hawien.
Selain itu, demi menyongsong Rembang sebagai Kota Fashion, dirinya juga mengungkap bahwa bukan hanya menjadi pengrajin batik saja. Tapi anak muda juga harus bisa berinovasi mengolah Batik Tulis Lasem menjadi bagian dari fashion.
Kini ia jarang menemukan pengrajin yang mengolah kerajinan batik menjadi busana fashion, terutama pakaian siap pakai. Ia yakin, dengan adanya materi Batik Lasem diharapkan mendorong anak muda menjadi fashion designer. (*)
Komentar