BPBD Rembang Nyatakan Sulit Prediksi Bencana

Bagikan ke :

Rembang, SMJTimes.com– BPDB Kabupaten Rembang mengungkapkan banyak bencana yang terjadi pada tahun 2021. Tim Kedaruratan nyatakan bencana sulit diprediksi.

Musim penghujan di Kabupaten Rembang yang dimulai sejak awal November 2021 diprediksi akan menemui puncaknya pada bulan Januari hingga Februari 2022 mendatang. Sejumlah bencana diperkirakan akan terjadi bila masyarakat tidak waspada.

Tim Kedaruratan BPBD Kabupaten Rembang melalui Kasi Kedaruratan, Pramujo mengatakan, perkiraan bencana yang sering terjadi pada musim penghujan ini yaitu tanah longsor dan sungai yang meluap sehingga menyebabkan banjir.

“Kalau tahun ini kan prediksinya bulan Januari sampai Februari itu puncak musim hujan. Biasanya yang terjadi ya bencana longsor dan banjir itu di beberapa titik yang rawan,” kata Pramujo selaku Kasi Kedaruratan BPBD Kabupaten Rembang, pada Jum’at (19/11/2021).

BPBD Rembang Nyatakan Sulit Prediksi Bencana

Sejauh ini, per November sudah ada beberapa bencana yang terjadi di Kabupaten Rembang. Diantaranya seperti tanah longsor di Desa Selopuro, Lasem, longsor di Desa Bendo, dan beberapa sungai yang meluap.

Meskipun dibandingkan dengan tahun lalu, bencana per November 2021 ini belum begitu banyak. Akan tetapi masyarakat diharapkan tetap waspada, sebab bencana nyatanya sulit diprediksi.

“Kalau bencana itu kan sulit untuk diprediksi ya. Jadi ya kalau tahun lalu, November sampai Desember itu sudah ada jembatan ambrol, tahun ini tidak. Tapi kan kita tidak tahu kedepannya seperti apa,” ungkap Pramujo.

Pramujo mengatakan di bulan yang sama, tahun 2020 sudah ada kasus jembatan ambrol dan kini kembali terjadi. Selain jembatan ambrol, bencana lain juga terjadi, seperti tanah longsor.

Pihaknya juga selalu mengantisipasi adanya bencana dengan melakukan pembersihan sampah di daerah sungai untuk mencegah luapan air sungai akibat tersumbatnya saluran air.

“Kami selalu melakukan pembersihan seperti sampah dan umbut bambu di saat musim hujan mulai datang. Karena kami tidak ingin kejadian tahun lalu terulang kembali. Tapi ya semua itu lagi-lagi tidak bisa diprediksi. Setidaknya kami sudah berusaha mencegah hal itu,” pungkas Pramujo. (*)

Komentar