Minat Warga Rembang Untuk Jadi Migran Luar Negeri Turun

Bagikan ke :

Rembang, SMJTimes.com– Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSP) Naker, Teguh Gunawarman menyebut tak banyak warga Rembang yang mengajukan rekomendasi paspor untuk bekerja keluar negeri tahun ini.

Teguh menyebut belum bisa mengidentifikasi secara pasti terkait faktor penurunan tersebut padahal dunia sudah memasuki fase new normal. Namun ia menduga situasi ini disebabkan karena perusahaan luar negeri masih menunda mencari pekerja dari Indonesia mengingat kasus aktif yang naik turun dan capaian vaksinasi di Indonesia yang belum tinggi.

Ada juga faktor ketiadaan lowongan pekerjaan di luar negeri meski Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) ini sudah mulai buka.

Minat Warga Rembang Untuk Jadi Migran Luar Negeri Turun

“Yang berangkat dapat dihitung. lha wong kabarnya didugangi kon mulih. Saya kurang tahu berapa negara yang buka, kalau kabupaten tinggal menunggu perusahaan yang rekomendasi,” terang Teguh kepada SMJTimes.com saat ditemui di kantornya kemarin.

Dalam dua tahun terakhir, Teguh menyebut hanya ada pekerja migran Indonesia saja yang berangkat keluar negeri. Di dominasi oleh para anak buah kapal (ABK) yang bekerja menangkap ikan di perusahaan asing.

Rumitnya persyaratan perjalanan juga dinilai membuat warga Rembang menunda pemberangkatannya. Ada beberapa peraturan perjalanan yang sulit dijalankan seperti wajib melampirkan bukti vaksin dan PCR Swab. Beberapa negara bahkan tak mengakui vaksin yang dipakai di Indonesia.

Meski minat warga menjadi PMI belum banyak, (DPMPTSP) Naker memastikan bahwa pelayanan administrasi kerja di luar negeri tetap dilakukan secara normal. Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri (SISKOTKLN) yang beberapa waktu lalu dinonaktifkan juga saat ini sudah aktif.

“Bagi yang minta rekomendasi ke kita, kita akan inputkan di SISKOTKLN pusat. Terus kita pelajari dokumennya. Jika perjanjian jelas, hak kewajiban, kontrak kerja, dan gajinya jelas, baru kita naikkan ke imigrasi untuk buat passpor,” tandas Teguh. (*)

Komentar