Pengangguran Meningkat, DPMPTSP Naker Rembang Canangkan 2 Strategi

Bagikan ke :

Rembang, SMJTimes.com – Berdasarkan catatan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSP Naker) Kabupaten Rembang, angka pengangguran terbuka di Kabupaten Rembang selama pandemi Covid-19 diperkirakan meningkat 4,87 persen.

Kepala DPMPTSP Naker Kabupaten Rembang, Teguh Gunawarman menjelaskan, naiknya angka pengangguran tak hanya dirasakan Rembang saja melainkan merata di kota-kota lainnya.

Menariknya, menurut analisa Teguh, kenaikan angka ini bukan disebabkan karena adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) selama masa pandemi, melainkan bertambahnya lulusan baru yang sulit mencari pekerjaan.

Ia mengaku selama masa pandemi Covid-19 tak mendapati adanya perusahaan yang memecat karyawannya.

“Di mana-mana naik bukan hanya Rembang saja. Analisa kami, karena setiap tahun selalu keluar lulusan SMK maupun SMA, belum lagi perguruan tinggi Diploma maupun S1. Merumahkan sementara aja sudah masuk. Rembang itu tidak ada PHK. Menurut data BPS penganggurannya naik pada akhir 2020 sebesar 4,87 kalau 2021 belum disurvey,” terang Teguh saat ditemui SMJTimes.com, Jum’at (29/10/2021).

Pemkab_Rembang_Dorong_Para_Pencari_Kerja_Manfaatkan_E_Makaryo

Merespon peningkatan jumlah pengangguran tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang menerapkan dua langkah strategis. Diantaranya membuka lebar pintu investasi, dalam hal ini mengizinkan pendirian pabrik dari perusahaan lokal maupun internasional.

Pabrik yang berdiri diharapkan mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak, dan menambah Pendampatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak.

“Strategi yang paling utama adalah investasi berpadat karya. Kita pro invenstasi. Pemerintah daerah membuka ruang lewat Perda (peraturan daerah),” katanya.

Strategi yang kedua yakni dengan mengoptimalkan Balai Latihan kerja (BLK) milik DPMPTSP Naker. Sayangnya, menurut Teguh strategi ini kurang efektif diterapkan saat pandemi.

Pasalnya anggaran BLK beberapa tahun terakhir terus direfocusing untuk penanganan pandemi Covid-19 sehingga jumlah paketnya berkurang banyak. Otomatis upaya pro investasi Rembang untuk pabrik menjadi yang diutamakan saat ini.

“Untuk mengatasi pengangguran hanya satu, dengan membuat pabrik seperti halnya yang diungkapkan presiden. Tentu dengan tidak mengesampingkan lingkungan ini dengan adanya Amdal (Analisis Dampak Lingkungan),” tandas dia. (*)

Komentar