Pemkab Rembang dan Banyumas Susun Program P3KP Bersama

Bagikan ke :

Rembang, SMJTimes.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas melakukan agenda kunjungan di Kabupaten Rembang, tepatnya di Kecamatan Lasem. Kunjungan yang dipimpin oleh Asisten II Setda Banyumas, Purwadi Santoso ini disambut Kepala Bappeda Rembang, Dwi Wahyuni Hariyati beserta jajaran dan dinas terkait di Aula Bappeda Rembang dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat.

Pria yang akrab disapa Santoso mengaku bahwa Banyumas dan Rembang mempunyai kesamaan dalam sejarah tempo dulu. Sehingga sejarah ini sudah selayaknya dilestarikan agar terjaga keasliannya.

“Banyumas dan Lasem (salah satu kecamatan di Rembang) merupakan dua daerah yang sama. Banyumas itu mempunyai history yang panjang. Dulunya bernama Wirasaba.

“Wilayahnya luas sejak zaman dahulu. Sehingga sama seperti Rembang dan Lasem,” imbuhnya.

Santoso berharap Banyumas dapat mewujudkan kota sentra pendidikan, jasa, dan perdagangan serta pariwisata di Jawa Tengah bagian selatan. Ia mengaku jika saat ini Banyumas hanya berfokus pada pengembangan Baturaden sebagai sentra pariwisatanya.

“Untuk mencapai kesitu, tidak cukup hanya di Batu Raden. Perlu mengembangkan hal lain. Solusinya adalah ini, kota lama Banyumas,” tambahnya.

Dalam kunjungan ini Kepala Bappeda Rembang, Dwi Wahyuni Haryati memberikan informasi tentang pembangunan dan tahapan-tahapan pelaksanaan pembangunan Kota Pusaka Lasem. Karena Rembang termasuk dalam kabupaten dengan kegiatan Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP).

Dijelaskan bahwa tujuan program penataan dan pelestarian kota pusaka adalah mewujudkan ruang kota yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan, berbasis tata ruang, bercirikan nilai pusaka melalui sustainable urban (heritage) development.

“Selanjutnya mewujudkan kemitraan yang melembaga (pemerintah, masyarakat, swasta, perguruan tinggi) demi pengelolaan kota pusaka yang handal. Mewujudkan Kota Pusaka Indonesia yang mampu bersaing di  kancah Internasional dan menjadi Kota Pusaka Dunia”, jelasnya.

Adanya proyeksi Kota Pusaka Lasem ini diawali tahun 2012 sehingga diperlukan waktu panjang dimulai dari keikutsertaan P3KP hingga terealisasi pembangunanya pada tahun 2021 ini.

Pihaknya berharap wilayah yang mempunyai cerita budaya dan sejarah peradaban manusia dapat dilestarikan. Sehingga sejarah tidak terhapus oleh modernisasi budaya yang berkembang secara pesat. (*)

Komentar