Pati, SMJTimes.com – Musim kemarau melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Pati. Hal ini berimbas pada sektor pertanian komoditas jagung.
Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Perhutani Desa Larangan, Kusno mengatakan bahwa pada musim kemarau menyebabkan minimnya persediaan air di wilayah tempatnya menanam jagung.
“Saat ini kami tidak mampu lagi menanam jagung. Dikarenakan persediaan air yang sedikit di wilayah lahan Perhutani,” ujarnya, Senin (28/6/2021).
Perlu diketahui, ia bersama rekan petani LMDH yang lain menanam jagung di lahan Perhutani yang berlokasi di Desa Larangan, Kecamatan Tambakromo. Karena persediaan air di wilayah lahan Perhutani semakin menipis, kini ia bersama petani lain memutuskan menanam tanaman lain, yaitu kacang hijau.
Menurut Kusno, situasi dan kondisi saat ini tidak mudah menanam jagung di lahan hutan. Hal tersebut disebabkan karena tanaman jagung tidak mampu bersaing dengan tanaman hutan lainnya dalam penyerapan cadangan air dari tanah. Berbeda dengan di lahan sawah, yang justru mampu tumbuh subur.
“Untuk musim seperti ini, kondisi jagung makin subur jika ditanam di lahan persawahan. Akan tetapi di sini sebaliknya, karena cadangan air diserap oleh tanaman besar lainnya,” ujar Kusno.
Belum lagi, saat ini kualitas jagung mengalami penurunan. Pasalnya dalam 2 (dua) tahun terakhir tanaman jagung mendapat ancaman dari hama ulat grayak. Diketahui, 50% komoditas tanaman jagung di lahan Perhutani terserang hama tersebut.
Hal tersebut menyebabkan langkanya jagung petani lokal yang layak dijual di pasaran. Sehingga adanya keterbatasan petani jagung lokal yang mampu menyuplai pasar.
Perlu diketahui, harga jagung di pasar mencapai Rp6.500 per kilogram. Sementara, pada Musim Tanam Pertama (MT-1), harga jagung basah di petani mencapai Rp Rp3.800 per kilogram. Sementara harga jagung pipil kering mencapai Rp4.800 per kilogram. Jenis jagung yang ditanam LMDH tersebut adalah jenis jagung Bisi 18. (*)
Artikel ini telah tayang Mitrapost.com dengan judul “Minimnya Persediaan Air, LMDH Perhutani Desa Larangan Kesulitan Tanam Jagung”
Komentar