Menguak Sejarah Desa Tak Berpenghuni di Jakenan

Bagikan ke :

Pati, SMJTimes.com – Singget, sebuah desa di Kecamatan Jekenan Kabupaten Pati tak berpenghuni. Warga sekitar mengaku desa tersebut sudah kosong sejak zaman penjajahan Belanda.

Desa Singget berada di sebelah Desa Karangjati Jakenan. Bila ditaksir desa tersebut bisa didiami 400 hingga 1.000 penduduk.

Muhammad Ajib, Warga Desa Karangjati, Jakenan menceritakan awalnya Singget adalah desa seperti pada umumnya.

Suatu ketika, pada masa perang Padri (Perang Diponegoro), karena terdesak, Pangeran Diponegoro terpaksa mengungsikan anak keturunannya ke berbagai daerah.

Salah satu Putri Pangeran Diponegoro yang bernama Ayu Herjuminten disembunyikan di Desa Singget Jakenan.

“Kalau kata mbah-mbah dulu, Singget hanya 10 rumah. Zaman belanda peperangan Diponegoro disinggahke ke  Jakenan agar tak dihabisi. Putrinya Diponegoro dari Magelang namanya Eyang Ayu Herjuminten diikutkan ke Singget. Karena punya saudara di sini,” cerita Ajib, Kamis (24/6/2021).

Ayu Herjuminten kemudian dinikahkan dengan putra Syaikh Syarifudin, ulama dan tetua adat setempat yang bernama Sayyidun. Dan beranak pinak hingga desa tersebut menjadi ramai.

Tak selang beberapa lama persembunyian Ayu Herjuminten diketahui oleh pemerintah Belanda.

Oleh Belanda, cerita Ajib Desa Singget kemudian ditumbal atau diguna-guna agar warga sekitar terkena kutukan.

“Ketahuan belanda ditumbali. Balong bagi dipendem di pojokan biar gak betah orang situ, sampai mati kena penyakit. Supaya keturunan Diponegoro habis,”terangnya.

Karena tak betah, warga desa Singget memutuskan pindah, babat alas ke lokasi lain hingga akhirnya mendirikan Desa Baru Karangjati.

Karena tak berpenghuni, konon desa Singget terkenal angker. Pernah suatu kejadian ada kelompok ketoprak pentas di Desa Singget padahal desa tersebut tak ditinggali seorangpun.

“Yang main grup ketoprak Bakaran, pas ditanya pemainnya itu ya ditonton orang, ya dibayar. Kalau kata orang mungkin yang nonton jin,” katanya.

Taufik, seorang kiyai di Jakenan juga menambahi jika beberapa tahun lalu ada mubaligh yang berceramah di sana, mubaligh tersebut mengaku berceramah di depan orang banyak.

“Katanya orang-orang Singget ramah-ramah antusias ikut pengajian. Pakaiannya putih-putih,” cerita taufik.

Ajib menceritakan, sejarah Desa Singget baru terekspose detail sejak tahun 2020, setelah kiyai Kholil Anwar dari Desa Karangjati, pengasuh Pondok Pesantren Riyadhus Shalihin, menelusuri sejarah wali dan penduduk Desa Singget melalui jalan ruhani dan dan penelusuran sejarah.

“Berawal dari cerita orang tua dulu ada makam wali dari kiyai Kholil Anwar mencari nasab dari segi ruhani dan sejarah, setelah ditembus dari gurunya Pak Yai. Bisa terlihat ada walinya namanya Syekh syarifudin bin Komarudin keturunan Syeh Jangkunh Kayen,” ceritanya.

Saat ini makam yang dikukuhkan sebagai makam wali di Singget ramai diziarai orang, hingga didoakan seminggu sekali. Kini kesan Singget sebagai Desa Mistis perlahan pudar.(*)

Artikel ini telah tayang di Mitrapost.com dengan judul “Singget, Desa Tak berpenghuni di Jakenan”

Komentar