Pati, SMJTimes.com – Prihatin dengan maraknya kasus krupuk campuran boraks atau biasa disebut bleng, Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati melalui Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Gabus mengadakan pelatihan krupuk sehat non bleng di Desa Mintobasuki Kecamatan Gabus hari ini, Sabtu (27/3/2021).
Dalam pelaksanaannya, BPP Pati menggandeng Sri Rahayu Gusmarwani yang merupakan Dosen Teknik Kimia di Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta. Sementara pesertanya diambil dari asosiasi kelompok wanita tani se-Kecamatan Gabus binaan Dispertan Pati.
Eni Prasetyowati, Koordinator BPP Gabus, menyayangkan pengggunaan bleng pada krupuk tradisional di masyarakat seolah sudah menjadi kebiasaan.
Masyarakat menggunakan bleng pada krupuk untuk mengenyalkan, pengembang adonan hingga memberikan aroma khas pada krupuk.
Padahal bahan kimia bleng sangat tidak dianjurkan digunakan untuk makanan. Bentuk murni dari bleng banyak dikenal dengan nama boraks. Boraks biasanya digunakan untuk membuat campuran deterjen, plastik, antiseptik, hingga pembasmi serangga.
“Ada pemberitaan beberapa waktu yang lalu tentang penangkapan oknum pembuat krupuk yang bercampur boraks dan formalin di Sidoarjo, padahal krupuk yang bercampur boraks atau bleng juga banyak beredar di sini,” terang Eni, Sabtu (27/3/21).
“Masyarakat nggak paham, yang jual juga nggak paham sehingga konsumennya juga nggak paham. Di sini kita ingin memberikan pemahaman kepada ibu-ibu yang menyiapkan makanan, mengasuh anak, memberi makan anak, kita latih bisa paham bahwa ini lho zat yang dibolehkan dan tidak dibolehkan dalam makanan,” imbuhnya.
Sementara Sri Rahayu dalam materinya memaparkan bahwa penggunaan boraks atau bleng pada makanan dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti hati dan ginjal, bahkan zat ini bisa memicu kanker.
“Bu, Bahan kimia itu ada organ targetnya, nah organ target dari penggunaan bleng ini kanker, terang Sri Rahayu.
Sri Rahayu mengatakan penggunaan bleng untuk pengenyal pada krupuk dapat diganti dengan tepung kanji.
“Kita nanti akan praktik membuat krupuk dari nasi, kita mix degan tepung kanji, hasilnya sama dengan yang dengan campuran bleng, dan lebih sehat,” imbuh Sri.
Selain melakukan pelatihan, Sri Rahayu juga memberikan materi lain. Diantaranya teknik pengolahan cemilan sehat, memilih kemasan makanan ringan, hingga manajemen pemasaran makanan ringan.
Dengan pelatihan ini Dispertan Pati berharap masyarakat Gabus dimulai golongan ibu- ibu atau para istri memahami bahayanya penggunaan bleng pada pembuatan krupuk, hingga mampu memberi pemahaman kepada anggota keluarga yang lain. (Adv)
Artikel ini telah tayang di Mitrapost.com dengan judul “Dispertan Pati Adakan Pelatihan Krupuk Sehat Non Bleng”
Komentar