Kisah Kepala PKL Eks Simpang Lima, Berdagang Sejak 1992

Bagikan ke :

Pati, SMJTimes.com – Keputusan Pemerintah Kabupaten Pati merelokasi PKL Alun-alun Simpang Lima Pati ke TPK disesalkan banyak pihak. Thukul, ketua PKL TPK (Tempat Pelelangan Kayu) menuturkan sterilnya alun-alun dari pedagang menurutnya tak hanya merugikan pihak PKL melainkan juga pemerintah kabupaten.

Pasalnya kata Thukul, alun-alun ketika masih ramai pedagang pernah menjadi salah satu destinasi wisata kebanggaan warga Pati, bahkan pernah dijadikan percontohan tata kelola alun-alun oleh Kabupaten Rembang.

Baca juga : Polres Pati Bekuk 506 Pengedar Miras Ilegal

Kini setelah steril dan dibangun beberapa infrastruktur, terlihat pengunjungnya kian sepi. Wisatawan kurang, otomatis akan berdampak pada turunnya beberapa pajak seperti parkir dan retribusi dagang.

“Sekarang tujuan wisata orang Pati pindah ke kota lain. Dulu kalau ada orang dari luar kota pasti diajak ayo rekreasi ke alun-alun. sekarang nggak ada. Pasti ada imbasnya dengan perekonomian Pati karena wisatawan berkurang,” kata Thukul saat ditemui beberapa waktu yang lalu.

Baca juga : Permohonan Audiensi ke-3 Eks PKL Simpang Lima Belum Mendapat Balasan hingga Kini

Thukul yang mengaku sudah menjadi PKL sejak tahun 1992 ini mengatakan, awalnya para pedagang di Simpang lima adalah pedagang yang mangkal di daerah Rogowangsan.

Komentar