SMJTimes.com – Tahukah Anda tentang apa itu attachment style? Ternyata, attachment style atau gaya keterikatan seseorang dengan pihak lainnya memengaruhi sebuah hubungan (relationship). Mengapa demikian? Simak penjelasan yang kami rangkum berikut ini!
Attachment style dicirikan sebagai cara berinteraksi dan berperilaku dalam hubungan yang terjadi selama masa kanak-kanak awal. Biasanya hal ini berpusat pada cara anak dan orang tua berinteraksi, karena keterikatan muncul dalam ikatan emosional paling awal di kehidupan.
Meski demikian, pola keterikatan ini juga bisa terjadi dalam hubungan pertemanan maupun romantis di usia dewasa. Pada dasarnya, kecenderungan untuk menjalin ikatan emosional yang kuat dengan individu tertentu adalah bagian penting dari sifat manusia.
dilansir dari Very Well Health, John Bowlby yang merupakan seorang peneliti yang mengkaji topik ini percaya bahwa ada empat ciri khas keterikatan, yakni keinginan untuk dekat dengan orang yang diinginkan (proximity maintenance), kenyamanan saat menghadapi ketakunan dan ancaman (save haven), basis keamanan untuk mengeksplor tentang dirinya (secure base), dan kecemasan saat berpisah (separation distress).
Berikut ini kami rangkum beberapa jenis gaya keterikatan (attachment style) pada orang dewasa.
Secure Attachment
Sebagai orang dewasa, orang yang memiliki ikatan aman (secure attachment) cenderung memiliki hubungan saling percaya dan jangka panjang. Karakteristik utama lain dari individu yang saling terikat secara aman adalah memiliki harga diri tinggi, intim, sebagai sumber dukungan sosial, serta kemampuan untuk saling berbagi perasaan.
Ambivalent Attachment
Orang dewasa yang memiliki gaya keterikatan ini sering kali merasa enggan untuk dekat dengan orang lain, dan khawatir jika orang yang membuatnya terikat (teman maupun pasangan) tidak membalas atau memiliki perasaan yang sama dengannya. Hal ini menyebabkan seringnya putus cinta, serta menyebabkan hubungan terasa dingin dan jauh. Orang-orang ini merasa sangat putus asa setelah berakhirnya suatu hubungan.
Avoidant Attachment
Saat dewasa, mereka yang memiliki keterikatan penghindar (avoidant attachment) cenderung mengalami kesulitan dalam keintiman dan hubungan dekat. Mereka tidak menginvestasikan banyak emosi dalam hubungan, dan mengalami sedikit tekanan ketika suatu hubungan berakhir.
Mereka sering menghindari keintiman dengan menggunakan alasan, seperti jam kerja yang panjang. Penelitian juga menunjukkan bahwa orang dewasa dengan gaya keterikatan menghindar lebih menerima, namun gagal dalam mendukung pasangan selama masa-masa stres, serta ketidakmampuan untuk berbagi perasaan, pikiran, dan emosi dengan orang lain.
Disorganized Attachment
Orang dewasa dengan gaya keterikatan yang tidak terorganisir juga menunjukkan campuran perilaku cemas dan menghindar yang membingungkan dalam hubungan. Mereka memiliki kebutuhan yang kuat akan hubungan dekat, namun mereka kesulitan untuk terbuka dan menjadi rentan.
Orang dengan gaya tidak terorganisir mungkin mencari hubungan cinta, namun kemudian tiba-tiba menjauhi orang lain. Mereka sering menyabotase hubungan mereka dan sulit saling percaya. (*)
Komentar