Harga Cabai Merangkak Naik, Senilai Rp7 Ribu Perkilo

Bagikan ke :

Pati, SMJTimes.com – Di awal September harga cabai di tingkat petani mengalami kenaikan. Darso, ketua Kelompoktani Maju Jaya Desa Ngurensiti Kecamatan Wedarijaksa mengatakan, kenaikan ini mulai terasa sejak hari Kamis (2/9) lalu.

Ia menyebutkan, sejak panen raya Bulan Agustus hingga di minggu pertama September harga cabai lokal khususnya jenis merah besar anjlok hingga titik terendah Rp2500 per kilogram.

Saat ini, diakuinya harga cabai di tingkat petani sudah mencapai Rp6-7 ribu per kilogram. Kendati demikian dengan harga tersebut menurutnya belum bisa menguntungkan para petani.

“Harga petani seharusnya diatas Rp10 ribu lebih itu baru untung. Karena biaya produksinya juga tinggi. minimal Rp10 ribu lah. kalau harga sekarang, kalau hasilnya tidak terlalu bagus ya jelas rugi petani,” ujar Darso saat ditemui di kebunnya.

Darso mengungkapkan anjloknya harga cabai panen raya ini disebabkan banyak faktor. Diantaranya di musim tanam ketiga (MT-3) tahun ini mayoritas petani bawang beralih menanam cabai lantaran intensitas hamanya yang tinggi.

Imbasnya, saat panen raya stok cabai di tingkat petani berlebih. Cabai sendiri diketahui tanaman yang lebih cepat busuk daripada komoditas lain. Saat panen para petani terpaksa membanting harga agar cabainya cepat terjual.

“Bawang harganya stabil tapi biaya produksinya tinggi karena ada OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) semakin parah karena resisten, lingkungan, cuaca, jadi di ambilnya cabai,” terang Darso.

Selain itu, kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 dan 3  saat musim panen menyulitkan petani untuk menjual cabai karena permintaan pasar menurun.

Saat diterapkannya, PPKM Level 2 bulan ini, Darso berharap harga cabai bisa mencapai harga normal, sehingga para petani bisa menutup ongkos produksinya.(*)

 

Artikel ini telah tayang di Mitrapost.com dengan judul “Meski Belum Menguntungkan Petani, Harga Cabai Merangkak Naik”

Komentar