SMJTimes.com – Di tengah ramainya suara kritikus yang menyebut ketertinggalan Apple dalam hal perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI), perusahaan tersebut justru menguatkan kabar dengan mengumumkan kepergian tiga anggota tim eksekutifnya dalam waktu kurang dari seminggu.
Dengan adanya kabar terkait pembajakan Meta terhadap seorang pemimpin desain kunci Apple, spekulasi publik mulai menguat bahwa kemungkinan Chief Executive Officer (CEO) Apple Inc., Timothy Donald Cook (Tim Cook), juga tengah menyiapkan kemundurannya dari jabatan saat ini.
“Satu-satunya hal yang bisa kita baca dari situasi ini adalah kita sedang menuju masa volatilitas yang meningkat bagi Apple,” ujar seorang pemodal ventura (investor), Robert Siegel, dikutip dari Detik pada Kamis (11/12/2025).
Masa volatilisas dari sebuah perusahaan berarti suatu periode di mana harga aset terus bergerak naik-turun secara tidak terduga. Dalam hal ini, saham Apple mengalami kenaikan sekitar 12% di tahun 2025, menunjukkan lonjakan yang jauh lebih kecil dibanding kenaikan 30% di tahun 2024.
Daftar rencana kepergian para eksekutif Apple yang baru saja diumumkan secara resmi, di antaranya sebagai berikut:
- Lisa Jackson, Wakil Presiden Apple bagian lingkungan, kebijakan, dan inisiatif sosial, (pensiun 2026)
- Kate Adams, General Counsel (pensiun 2026)
- Alan Dye, Wakil Presiden desain antarmuka manusia (bergabung dengan Meta sebagai Chief Design Officer)
- John Giannandrea, Wakil Presiden Senior strategi machine learning dan AI (pensiun 2026).
Mengatasi daftar rencana tersebut, Apple bergerak cepat menunjuk jajaran pengganti, seperti Chief Legal Officer Meta, Jennifer Newstead (penasihat umum) serta Wakil Presiden Korporat AI Microsoft, Amar Subramanya (Wakil Presiden AI Apple).
Perlu diketahui, Apple bukanlah satu-satunya raksasa teknologi yang melakukan perubahan struktural. Salah satu di antaranya adalah Meta yang juga mengalihkan sebagian investasi dari proyek Metaverse ke kacamata AI dan perangkat wearable.
Kemudian, platform Amazon juga dikabarkan baru saja melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebanyak 14.000 karyawan pada Oktober lalu, serta Google juga telah menggabungkan tim hardware dan software untuk pengintegrasian AI di tahun lalu. (*)











Komentar