SMJTimes.com – Industri kopi global kini bergerak menuju arah yang lebih hijau. Tren keberlanjutan atau sustainability menjadi fokus utama dalam setiap rantai produksinya, mulai dari proses budidaya biji kopi hingga penyajiannya di cangkir konsumen.
Pergeseran ini tidak hanya lahir dari kesadaran lingkungan, tetapi juga dari tuntutan pasar yang semakin kritis terhadap dampak industri terhadap bumi.
Menurut laporan International Coffee Organization (ICO) tahun 2025, lebih dari 40% merek kopi besar di dunia telah menerapkan praktik ramah lingkungan dalam proses produksinya.
Langkah-langkah ini mencakup penggunaan pupuk organik, pengelolaan limbah cair pabrik, hingga sistem tanam berkelanjutan yang menjaga keseimbangan ekosistem.
Di Indonesia sendiri, tren serupa mulai terlihat pada sejumlah produsen kopi di daerah seperti Aceh, Toraja, dan Flores, yang kini menerapkan prinsip agroforestry untuk menjaga kesuburan tanah sekaligus melindungi hutan.
Konsep “bean to cup” kini tidak lagi hanya soal rasa, tetapi juga tentang tanggung jawab. Konsumen semakin memperhatikan asal-usul kopi yang mereka nikmati mulai dari kesejahteraan petani, metode pengolahan, hingga kemasan yang digunakan.
Kemasan ramah lingkungan berbahan daur ulang menjadi elemen penting yang memperkuat citra merek. Beberapa kafe urban bahkan mulai mengganti cup single-use dengan sistem refill tumbler atau diskon bagi pelanggan yang membawa wadah sendiri.
Tren ini turut mendorong inovasi teknologi dalam industri kopi. Mesin kopi hemat energi, penggunaan air minimal, serta pemanfaatan limbah ampas kopi untuk bahan kosmetik dan pupuk menjadi bagian dari strategi “sirkular ekonomi” di sektor ini.
Data dari Global Sustainability Index 2025 menunjukkan bahwa permintaan terhadap kopi berlabel eco-certified meningkat hingga 27% dibanding tahun sebelumnya.
Dengan arah baru ini, kopi tidak lagi sekadar komoditas gaya hidup, tetapi simbol kesadaran ekologis. Dari biji yang ditanam dengan etika hingga cangkir yang disajikan tanpa jejak karbon, industri kopi perlahan membangun narasi baru, yaitu menikmati rasa terbaik bumi tanpa harus merusaknya. (*)
Komentar