SMJTimes.com – Zakat sering dikenal sebagai kewajiban umat Islam yang harus ditunaikan. Namun sejatinya, zakat bukan hanya soal hitung-hitungan harta. Lebih dari itu, ia adalah bentuk kepedulian sosial yang memiliki dampak besar bagi kehidupan bersama.
Zakat berasal dari kata “zaka” yang berarti bersih, tumbuh, dan berkembang. Ketika seseorang menunaikan zakat, bukan hanya hartanya yang dibersihkan, tapi juga jiwanya. Zakat membantu seseorang melepaskan diri dari sifat kikir dan cinta berlebihan terhadap materi.
Tak hanya itu, zakat juga punya peran penting dalam menciptakan keadilan sosial. Dengan menyalurkan sebagian kecil dari harta kepada mereka yang membutuhkan, kita ikut menutup jurang kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Zakat menjadi salah satu solusi nyata dalam mengurangi kemiskinan.
Di Indonesia, semangat zakat terus tumbuh. Lembaga Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) aktif menyalurkan dana zakat ke berbagai program sosial, mulai dari bantuan pendidikan, modal usaha kecil, layanan kesehatan gratis, hingga bantuan darurat bencana.
Bersumber dari BAZNAS, Hal menarik dari zakat adalah sifatnya yang kolektif. Ketika zakat dilakukan bersama-sama, dampaknya jadi sangat besar. Bayangkan jika jutaan orang secara rutin menyalurkan zakat, berapa banyak anak yang bisa sekolah, keluarga yang bisa makan layak, atau pedagang kecil yang bisa memulai usaha.
Maka, zakat bukan sekadar kewajiban pribadi antara manusia dan Tuhan, tetapi juga bentuk solidaritas kemanusiaan. Ia menyentuh sisi spiritual sekaligus sosial, menyeimbangkan ibadah dan kemanfaatan nyata di tengah masyarakat.
Zakat mengajarkan kita bahwa kekayaan bukan hanya milik pribadi, tapi ada hak orang lain di dalamnya. Dan ketika kita berbagi, hidup justru terasa lebih ringan, lebih damai, dan lebih berkah. (*)
Komentar