Tips Memproteksi Anak Anda dari Bahaya Media Sosial

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Media sosial saat ini semakin banyak digandrungi oleh kaum muda dan anak-anak. Media sosial ini disebut sebagai platform dimana para penggunanya dapat saling terhubung dan berkomunikasi. Selain itu, beberapa platform juga bermanfaat untuk penyebaran informasi, sehingga keberadaannya pun dianggap penting bagi sebagian orang.

Kendati demikian, orang tua juga perlu waspada terhadap risiko mengenalkan anak dengan teknologi, termasuk media sosial. Penelitian psikologis menunjukkan bahwa fokus terpenting ada pada cara penggunaan media sosial dan jenis konten yang dilihat oleh para remaja.

Berdasarkan berbagai sumber, berikut beberapa hal yang perlu orang tua lakuan agar anak menjadi pengguna internet yang cerdas, sekaligus memproteksi mereka dari bahaya bermedia sosial.

Batasi penggunaan media sosial

Komunikasi melalui media sosial dapat membantu anak mempelajari keterampilan sosial baru pada hubungan yang lebih kompleks. Sayangnya, beberapa jenis konten dan tombol ‘like’ dapat menyebabkan efek buruk bagi perkembangan otak anak dan remaja.

Pada awal remaja, sering kali anak memiliki keinginan untuk selalu diperhatikan dan sensitif. Media sosial dapat mengeksploitasi hal itu. Oleh sebab itu, untuk menghindari anak anda mengalami ketergantungan dengan perhatian dan jumlah ‘like’, batasi waktu penggunaan media sosial dan ajari cara mengendalikan diri untuk berekspresi di dunia maya. Penggunaan media sosial setidaknya tidak mengganggu waktu belajar, berinteraksi dengan orang-orang di dunia nyata dan waktu 8 jam tidur malam. Cara ini dilakukan untuk memastikan perkembangan otak yang sehat di kalangan remaja.

Pantau penggunaan media sosial

Selain membatasi waktu bermedia sosial, orang tua juga perlu memantau apa saja yang dilakukan anak lewat akunnya tersebut. Awasi dan jelaskan tentang konten apa saja yang anak boleh bagikan kepada publik, bagaimana mereka seharusnya melakukan obrolan di media sosial, serta batasi paparan konten dewasa yang mungkin lewat.

Selain itu, pertimbangkan pula agar anak-anak hanya dapat membuka media sosial saat di rumah saja, sehingga anda sebagai orang tua dapat terus mengawasi aktivitas online mereka.

Contohkan perilaku media sosial yang baik

Studi penelitian menunjukkan remaja mempelajari beberapa perilaku dan sikap media sosial dari orang tua. Oleh sebab itu, penting bagi orang dewasa untuk mencontohkan penggunaan media sosial yang baik dan sehat.

Untuk mencontohkan perilaku digital yang baik, hindari menggunakan ponsel saat makan atau berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu, pastikan apa yang anda bagikan berisi konten-konten yang bermanfaat dan tidak merugikan orang lain.

Waspada tanda penggunaan tidak sehat

Penggunaan media sosial yang menyebabkan masalah jika mengganggu rutinitas mereka, terutama dalam hal belajar, pekerjaan, hingga hubungan sosial. Anak mungkin lebih asyik di depan layar ponsel mereka dibandingkan meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Jika hal itu terjadi pada anak anda, temukan cara untuk menghentikan kebiasaan bermedia sosial tidak sehat tersebut.

Caranya, dengan mengajak anak melakukan aktivitas yang lebih bermanfaat dan mengasyikkan untuk mengalihkan keinginan mereka membuka media sosial. Ajak mereka berkebun, membersihkan rumah dan lain-lain tanpa melibatkan ponsel diantara anda dan anak anda. Jika anda mencurigai anak mengalami bahaya psikologis atau anda kesulitan mengelola penggunaan media sosial mereka, ahli kesehatan mental mungkin dapat membantu untuk menemukan cara.

Ajarkan literasi media sosial

Orang tua berperan dalam mengajarkan literasi media sosial, selain pihak sekolah. Cari tahu platform apa saja yang aman untuk mendapatkan berbagai informasi akan membantu remaja mendapatkan lebih banyak pengalaman positif, sekaligus mengurangi risiko online.

Demikian beberapa tips agar anak menjadi pengguna internet yang cerdas, sekaligus terhindar dari bahaya media sosial. (*)

Komentar