SMJTimes.com – Pemanis buatan merupakan senyawa yang dirancang untuk memiliki rasa sama seperti gula. Sebagian besar memiliki kandungan 3 kalori per sendok teh. Lebih rendah dibanding gula yang diproduksi dengan kandungan sekitar 16 kalori. Oleh karena itu, pemanis ini biasa digunakan oleh penderita diabetes. Pemanis buatan paling umum ditemui seperti Sakarin, Aspartam dan Sukralosa.
Kendati demikian, menurut Dokter Bernama Melissa Young, pemanis buatan tidak juga selalu memberikan efek baik bagi tubuh anda. Beberapa jenis pemanis buatan seperti gula alkohol yang digunakan sebagai pemanis makanan memiliki dampak kesehatan bagi tubuh jika dikonsumsi berlebihan, seperti kram, kembung, nyeri, diare, jantung bahkan stroke.
Dalam ukuran tertentu, pemanis buatan disebuat aman dikonsumsi, menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA). Namun, beberapa bukti ilmiah tersebut masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Efek adiktif di balik pemanis buatan
Gula tidak memiliki banyak nutrisi bagi tubuh, namun memberikan sensasi kecanduan. Gula menyalakan sistem saraf dan melepaskan dopamine, hormone yang membawa perasaan senang.
“Gula benar-benar membuat ketagihan. Selain menstimulasi area otak yang berhubungan dengan kecanduan, mengonsumsi gula juga dapat meningkatkan gula darah. Itu diikuti oleh penurunan gula darah. Dan kemudian Anda menginginkan lebih banyak gula dan karbohidrat. Berulang kali. Ini rollercoaster,” ucap Dr. Young.
Pemanis buatan juga memberikan rasa manis yang diinginkan seperti gula. Namun, kadang kala pemanis buatan dapat mencapai 700 kali lebih manis, sehingga akan memberikan banyak rangsangan pada saraf anda untuk melepaskan dopamin. Namun, saat kesenangan itu mereda, otak akan menginginkan perasaan itu kembali, sehingga membuat anda ingin lebih banyak mengonsumsi makanan yang dimaniskan secara artifisial. Apalagi, dengan anggapan gula buatan lebih sehat karena memiliki lebih sedikit kalori.
“Saat mengonsumsi pemanis buatan, tubuh anda mulai menginginkannya lebih banyak. Dan lebih mudah menyerah pada keinginan itu karena anda pikir membuat pilihan yang lebih sehat. Anda akhirnya mengonsumsi lebih banyak kalori. Pola pikir itu dan kecanduan rasa manis itu menyebabkan efek di seluruh tubuh Anda,” terang Dr. Young lagi.
Sebuah penelitian menunjukkan ada hubungan antara kanker dan konsumsi gula buatan. Dr. Young mengatakan, mungkin hasil tersebut belum terbukti secara pasti. Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi pemanis buatan terkait dengan kondisi kesehatan, seperti obesitas, hipertensi, sindrom metabolik, diabetes dan penyakit jantung.
Meski gula dinilai memiliki efek adiktif, namun di ukuran tertentu, gula menjadi sumber energi bagi tubuh. Oleh karena itu, gula alami masih menjadi pilihan yang terbaik jika anda menginginkan sesuatu yang manis.
Gunakan pemanis seperti sirup maple, madu, stevia, dan gula kelapa sebagai alternatif terbaik.
Komentar