SMJtimes.com — Dua Sineas Indonesia jadi perbincangan warganet di jagat dunia maya pada akhir-akhir ini. Pasalnya, Christine Hakim dan Yayu Unru tersebut ikut membintangi sebuah series barat bertajuk ‘The Last of Us’ di streaming platform HBO GO. Pada episode kedua yang tayang pada hari Senin, 23 Januari 2023 kemarin, keduanya sukses mengambil perhatian warganet lewat kemampuan akting yang memukau.
Series Amerika ‘The Last of Us’ ini bercerita tentang penyebaran infeksi virus yang mengancam dunia. Series ini juga mengambil latar Indonesia yang menjadi negara asal tokoh bernama Ibu Ratna, seorang ilmuan di universitas yang diperankan Chrishtine Hakim dan seorang petinggi militer yang diperankan oleh Yayu Unru. Terdapat adegan dimana tokoh mereka berdialog membicarakan tentang penyebaran virus. Dengan kemampuan akting dan pengalaman di jagat perfilman, tak heran jika interaksi keduanya membuat penonton merinding.
Dialog yang menjadi perbincangan hangat ini bermula saat Yayu Unru bertanya tentang vaksin untuk menghentikan penyebaran virus, namun tokoh Christine Hakim menjelaskan bahwa tidak ada vaksin untuk virus tersebut. Hingga Yayu Unru kembali bertanya, “Jadi, apa yang harus kami lakukan, Bu?”, jawaban Ibu Ratna selanjutnya benar-benar membuat penonton tercengang.
Beliau menjawab, “Bom. Mulailah pengeboman. Bom seluruh kota dan orang yang ada di dalamnya.”
Netizen menilai bahwa adegan tersebut mampu menyampaikan emosi dan perasaan getir hingga ke penonton. Bahkan Sutradara ‘The Big 4’, Timo Tjahjanto tak lupa memberikan apresiasi melalui akun Twitter.
Ia menyampaikan,
“Sangat bangga dengan penampilan sineas Indonesia, Christine Hakim & Yayu Unru yang singkat namun sangat kuat dan mengerikan. Keduanya berhasil membawakan emosi ketakutan, membawanya dari awal hingga akhir,” dikutip dari akun @Tim0bros.
Selain banjir pujian, series ‘The Last of Us’ episode 2 ini juga pecahkan rekor hingga tembus 5,7 juta penonton. Jumlah itu menunjukkan peningkatan sebesar 22 persen dari episode pertamanya yang tayang pada minggu sebelumnya.
Komentar