Pati, SMJTimes.com – Walaupun pandemi tetap berlangsung, tetapi sektor pertanian di Kabupaten Pati tak goyah. Hal ini diutarakan oleh Anggota Fraksi Nurani Keadilan Rakyat Indonesia (NKRI) DPRD Kabupaten Pati, Warsiti.
Ia juga menyebut jika ada beberapa komoditas pangan yang produksinya malah surplus seperti beras. Juga beberapa komoditas seperti jagung, yang harganya kian meroket seiring kebutuhan pakan ternak
“Kalau kami nggak ada kendala di desa-desa itu, di masyarakat kampung meski ada pandemi atau tidak pertanian justru kemarin harga jagung naik,” kata politisi dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) itu.
Bantuan pemerintah sangat efektif untuk menekan angka kemiskinan di tengah masa PSBB hingga PPKM.
Di sisi lain, di perkotaan, Warsiti menilai bahwa pertumbuhan perekonomiannya tidak sepesat di desa. Pasalnya, berbeda dengan warga desa yang bisa hidup hanya dengan bertani, masyarakat perkotaan mayoritas mengandalkan gaji. Padahal di saat pandemi, tak semua perusahaan bisa bertahan.
Selain itu, kelurahan di Pati Kota tidak bisa menganggarkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) karena notabene tidak mempunyai dana desa.
“Pandemi juga hasil panennya bagus ada perhatian bantuan pemerintah nggak seperti yang di kota,” ujar Warsiti.
Meski kasus pandemi mulai melandai dan perekonomian mulai membaik, ia menilai perhatian masyarakat Prokes standar Covid-19 mulai mengendur. Terlihat dari beberapa resesnya di Kecamatan Tambakromo dan Sukolilo.
“Masa pandemi terbatas untuk sekarang masyarakat tidak meyakini tidak ada pandemi. Pas reses undang 20 datang 40 kalau dulu saya mewanti-wanti. Sekarang Pun kami mengharapkan pakai prokes,” tandas Anggota Komisi A DPRD Kabupaten Pati. (*)
Komentar