Jelajah Pusaka Kajen, Ruwat Budaya Lokal

Bagikan ke :

Pati, SMJTimes.com– Di tengah modernitas ini, budaya luar mudah masuk dan dapat mengancam budaya asli Indonesia. Perlu adanya langkah agar budaya lokal dapat terus eksis di tengah era milenial.

Maka dari itu, sejumlah pemuda desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati membentuk Jelajah Pusaka Kajen. Sebuah komunitas yang memiliki tujuan untuk merawat dan melestarikan budaya yang ada di Desa Kajen.

Muhammad Zuli Rizal, penggagas Jelajah Pusaka Kajen mengatakan, bahwa banyak sekali situs-situs dan benda bersejarah di Kajen yang selayaknya untuk dirawat dan dilestarikan. Sedangkan saat ini sejumlah situs dan benda-benda tersebut mulai hilang. Komunitas ini berupaya mencegah hal ini terulang.

Komunitas ini berdiri atas inspirasi dari kegiatan yang diselenggarakan oleh ‘Borobudur Heritage Forum’. Kala itu pada tahun 2015 diselenggarakan forum pelatihan selama 3 hari di kota gede Yogyakarta. Kebetulan Zuli salah satu pesertanya.

“Forum itu membuat acara di kota gede bareng- bareng mengenal sejarah cagar budaya, biar anak-anak muda punya kiat untuk menjaga,” paparnya.

Setelah pulang ke Pati, lanjutnya, bertemu dengan sejumlah pemuda Kajen yang menginisiasi ada perpustakaan Muttamakin. Setelah itu didiskusikan panjang lebar akhirnya mulai tumbuhlah komunitas ‘Jelajah Pusaka Kajen’. Yang diisi oleh para muda Kajen.

Alhamdulillah beliau Farid abad mendukung penuh dan akhirnya perpustakaan muttamakin itu menjadi fasilitator atau semacam wadah jelajah pusaka ini tumbuh. Akhirnya teman-teman yang ada di perpus itu kita ajak untuk diskusi tentang situs-situs bersejarah di Kajen,” tuturnya.

Selain itu, lanjutnya, komunitas ini lahir juga atas kegelisahan bersama, bahwa di Kajen memiliki sangat banyak sekali peninggalan sejarah. Namun, menurutnya sejarah tersebut hanya diceritakan saja dan makin kesini mulai hilang.

“Bahwa kita itu sebenarnya punya aset yang diwariskan oleh leluhur, khususnya Mbah Muttamakin. Tapi selama ini orang-orang di sini mengira bahwa itu hanya keramat, jadi jangan didekati. Padahal itu bisa kita gali atau kita bisa belajar dari situ. Ada hikmah, ada cerita ada nilai yang perlu kita gali. Teman-teman langsung semangat. Akhirnya kita satu frekuensi,” ungkapnya.

Maka pada tahun 2016 lahirnya Komunitas ‘Jelajah Pusaka Kajen’ ini. Kemudian projek pertamanya adalah membuat infrografis sejarah dan ornamen simbolik dari masjid Kajen. “Buku ini jadi pada awal tahun 2017,” ujarnya.

Selain diskusi, membuat buletin dan buku, jelajah pusaka Kajen juga menyediakan guide bagi wisatawan di Kajen untuk mengunjungi sejumlah situs di Kajen. Salah satu yang pernah berkunjung adalah duta wisata Pati.

“Duta wisata datang kesini sekitar tujuh orang kita ajak keliling pakai Dokar untuk keliling jelajah di Kajen,” pungkasnya. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Mitrapost.com dengan judul “Merawat Budaya, Pemuda Kajen Pati Bentuk Jelajah Pusaka”

Komentar