Rembang, SMJTimes.com – Pertengahan tahun yang masih diguyur hujan membuat sejumlah tanaman tembakau warga di Kabupaten Rembang alami kerusakan. Mulai dari layu hingga mati.
Dampak lebih parah bahkan dialami oleh warga yang ada di dataran rendah. Kerusakan tanaman tembakau yang berada di dataran rendah disebabkan tergenang air hujan.
Munawar salah satu petani tembakau mengatakan banyaknya air membuatnya khawatir sejumlah tanaman tembakau miliknya akan mati. Namun, kalau cuaca selanjutnya cerah masih dapat terselamatkan. Akan tetapi akibatnya kualitas tembakau yang dihasilkan akan turun.
“Umur tembakau saya ada yang sebulan, ada yang baru seminggu. Ada sebagian yang mati ada juga yang masih bagus. Tergantung lahannya. Kalau lahanya di dataran rendah, tergenang air ya mati,” jelas Munawar saat dihubungi.
Pada tahun ini, Munawar mengakui bahwa dirinya mengurangi populasi perlahannya. Tahun kemarin satu hectare lahan bisa mencapai Rp32 ribu namun sekarang Rp27 ribu. “Maksudnya jumlah pohonnya. Tapi tonasenya ya sama.”
“Kalau jenis mbakonya sama sini. Sini jenisnya marem satu. Kalau di daerah Sulang ke timur marem 2. ”
Saat ini Munawar hanya menanam sebanyak 13.500 pohon pada setengah hektare lahan yang ia punya. Ia memperkirakan jika berjalan baik dapat menghasilkan 20 bal atau sekitar satu ton maksimalnya. “Ukuran satu balnya 50 kg. Tapi kalau ndak normal ya ndak tahu,” imbuhnya.
“Kalau melihat cuaca BMKG ya sulit. Soalnya bibitnya sudah habis ini. Ndak bisa dibuat sulam. Banyak yang wegah nyulam. Karena kalau tanaman satu bulan di sulam pun Juga ndak bisa rata,” tutupnya.
Artikel ini telah tayang di Mitrapost.com dengan judul “Hujan Masih Mengguyur, Petani Tembakau Khawatir Tanaman Mati”
Komentar