Dispertan Pati Punya 2 Kelompok Tani Milenial hingga Tahun Ini

Menjadi petani milenial tidak harus memiliki lahan pertanian yang luas,”Intinya kita ajari memanfaatkan lahan semaksimal mungkin, pekarangan saja bisa. Kita latih bagaimana ia menciptakan lapangan kerja, bisa mendapatkan suatu profit, bisa membantu perekonomian masyarakat,” imbuh Sudiyono.

Program pembentukan petani milenial pertama kali dicanangkan pada tahun 2020 setelah terbitnya Permentan tahun 35 tahun 2020 tentang jabatan Fungsional penyuluh pertanian. Melalui peraturan tersebut Dinas pertanian diwajibkan membentuk kelompok petani milenial di kecamatan untuk mendukung pemerintah menciptakan 2,5 juta petani milenial.

Dengan tujuan mendongkrak kualitas SDM di bidang pertanian dan menanamkan jiwa kewirausahaan kepada muda pertanian di Indonesia.

Satu tahun berjalan Sudiyanto mengaku petani milinial binaan Dispertan pati sudah memiliki banyak pencapaian.

Baca Juga :   Tingkatkan Keahlian Peternak, Dispertan Lakukan Pelatihan Manajemen Ternak Sapi Potong

“Yang sudah berhasil secara individu, ada yang berhasil dengan program penggemukan ternak di Wotan, menciptakan suatu produk pakan dan memasarkan mandiri, sudah melebarkan sayap ke desa sebagai mitra petani sekitar. Dari petani milenial Jimbaran dengan usaha mengepak berasnya sukses menjual beras varietas Inpari 43 yang dulunya tidak laku di pasaran,” tandasnya. (*)

Komentar