Pati, SMJTimes.com – Petani Padi di Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati memilih tak mengikuti asuransi usaha tani Padi (AUTP) di musim tanam kedua dan ketiga karena risiko gagal panen dinilai rendah.
Selain itu, saat musim kemarau petani di Jakenan lebih memilih menanam kacang hijau dan jagung. Karena sebagian besar petani Jakenan menganut sistem pengairan tadah hujan.
Hal ini diungkapkan oleh Ngadiman, Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Jakenan pada Dinas Pertanian Kabupaten Pati.
Kendati demikian, Ngadiman menyebut minat petani Jakenan untuk berasuransi cukup tinggi tahun ini. Terbukti pada Musim tanam pertama ada 169 hektare tanaman padi di Jakenan yang diasuransikan.
Tingginya minat petani berasuransi disebabkan karena Jakenan memiliki Potensi bencana alam banjir tingkat menengah dan tinggi, para petani merasa terjamin dengan premi asuransi yang ditawarkan pemerintah.
“Kalau AUTP yang mengikuti hanya beberapa desa, di Desa Tondomulyo 1 kelompok. Tidak semua ikut ada 4 kelompok, Sidoarum itu hanya 1 kelompok yang ikut. Karangrowo 3 kelompok, Ngastorejo 1 kelompok, Telogorejo 1 kelompok. Kalau totalnmya kurang lebih 169 hektare,” urai Ngadiman saat ditemui dikantornya kemarin.
Perlu diketahui, saat banjir melanda di Jakenan beberapa waktu lalu 166 hektare sawah petani Jakenan berhasil disetujui ajuan klimenya oleh PT. Jasindo selaku penyelenggara. Sebagian kecil diantaranya ditolak klimenya karena tanaman padi masih layak untuk memanen.
“Meski sudah disepakati sampai sekarang belum cair semua. Untuk yang tahap kedua karena jumlahnya besar dan yang ditangani bukan untuk Pati saja jadi agak lama karena Jasindo wilayah kerjanya kan eks Karisidenan Pati,” imbuhnya
Ke depan ngadiman berharap agar Kecamatan Jakenan mendapatkan alokasi asuransi AUTP APBD yang iuaran preminya gratis disubsidi pemerintah. Asuransi yang diikuti oleh petani Jakenan saat ini adalah AUTP dari APBN. Meski telah disubsidi petani masih diharuskan membayar Rp36.000.
“Per musim tanam bayar AUTP APBN. untuk wilayah jakenan kami ga dapat bagian. Tahun ini diambil kecamatan Gabus. Kalau dapat asuransi APBD pasti peminatnya bertambah,” tandas Ngadiman. (*)
Artikel ini telah tayang di Mitrapost.com dengan judul “Minim Risiko Gagal Panen, Petani Jakenan Tak Ikut Asuransi di Musim Kemarau”
Komentar