Pati, SMJTimes.com – Sebuah video berdurasi sekitar satu menit viral di media sosial dan grup WhatsApp. Video itu menyoroti pelayanan Ruang Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RAA Soewondo Pati yang dinilai tak maksimal.
Dalam video tersebut, perekam yang belakangan diketahui merupakan anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati Noto Subiyanto mengaku menolong orang yang mengalami kecelakaan di Desa Blaru. Ia membawa korban ke RSUD RAA Soewondo dengan harapan mendapatkan penanganan yang baik.
Sesampainya di RSUD RAA Soewondo, harapan itu tak terealisasikan. Bahkan menurutnya tidak ada dokter jaga di sana. “Kasihan kecelakaan yang tidak langsung mendapatkan pelayanan. Tidak ada dokter,” ujar politisi asal PDI Perjuangan dalam video itu.
“Ini saya tadi (melihat) kecelakaan di Blaru. Saya lewat mau sarapan, terus saya bawa ke RSU (Soewondo) saya kira (akan) mendapatkan pelayanan yang lebih baik. Tapi tidak ada dokter di sini,” lanjut Noto Subiyanto, Politisi PDI Perjuangan Kabupaten Pati.
Ia pun merasa kasihan dengan warga Kabupaten Pati yang mempunyai RSUD tetapi tidak bisa melayani dengan maksimal. “Kasihan, masyarakat Pati kasihan. Dengan biaya begitu banyak untuk RSU tetapi pelayanannya tidak maksimal,” tutup Noto.
Ketika dikonfirmasi lebih lanjut, Noto Subiyanto mengaku suara di dalam video itu merupakan suaranya. Ia mengungkapkan kejadian itu terjadi Senin (17/5/2021) kemarin sekitar pukul 06.30 WIB.
“Kemarin pagi jam 6:30. Ndak ada (dokter) hanya satu perawat tok (saja),” katanya.
Ia menilai tidak adanya dokter jaga di waktu itu merupakan sebuah kelalaian baik dari manajeman maupun petugas medisnya.
“Kan sudah diatur sesuai jadwal dan aturan. Saya kira kalau itu sebuah kelalaian. Karena itu tanggung jawab dari sebuah tugas demi kebaikan masyarakat pada umumnya dan rumah sakit. Juga diakui ndak diakui pelayanan RSU dengan rumah sakit swasta memang lain. Jauh boleh dipoling,” tandas Noto dalam Grup WhatsApp Noto Projo.
Menanggapi hal itu, Bupati Pati Haryanto yang ada di Grup WhatsApp menilai tenaga medis, baik dokter maupun perawat, juga manusia biasa yang bisa lalai. Menurut Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pati tersebut, selama ini, tenaga medis sudah banyak berkorban untuk masyarakat, terlebih dimasa Pandemi Covid-19. Bahkan mereka patut mendapatkan apresiasi.
“Dokter ya manusia bisa lalai juga. Kalau selama ini yang baik kok ya tidak pernah disanjung dan yang lain bisa cuti lebaran dokter, perawat, bidan tidak dapat cuti. (Mereka) ya diam saja,” kata Haryanto saat menjawab pertanyaan tersebut.
Sementara itu, Plt. Direktur RSUD RAA Soewondo dr. Joko Subiyono menampik tidak adanya dokter jaga di Ruang Unit Gawat Darurat RSUD RAA Soewondo pada waktu itu. Ia mengatakan ada dokter jaga ketika kejadian.
Namun, lantaran peristiwa terjadi ketika pergantian shift, pihaknya tidak bisa langsung melayani pasien. “Karena yang jaga malam itu, malamnya memantau pasien yang diisolasi (Covid-19). Jadi harus mandi besar terlebih dahulu dan ganti pakaian,” tuturnya ketika dihubungi awak media.
Sementara dokter pengganti, lanjutnya, juga harus melakukan persiapan mengunakan baju hazmat. “Karena di masa pendemi Covid-19 ini memang protokolnya seperti itu. Dan tidak benar ndak ada dokter jaga. Ada dokter dan perawat,” tandasnya. (*)
Komentar