Kekosongan Jabatan di Sejumlah Desa di Rembang

Bagikan ke :

Rembang, SMJTimes.com – Kabupaten Rembang mengalami kekosongan perangkat desa dengan jumlah cukup banyak.

Kekosongan perangkat ini, tersebar di 14 kecamatan yang ada di Rembang. Diantaranya adalah kecamatan Sumber, Bulu, Gunem, Sale, Sarang, Sedan, Pamotan, Sulang, Kaliori, Rembang, Pancur, Kragan, Sluke, dan Lasem.

Beberapa kecamatan yang paling banyak mengalami kekosongan perangkat. Diantaranya adalah kecamatan Bulu, terdapat 10 formasi perangkat yang masih kosong. Diantaranya adalah Mlatirejo, Pondokrejo, Warugunug, Cabean Kidul, Lambangan Kulon, Pasedan, Mantingan, Kadiwono.

Kecamatan Sumber, dengan 9 kekosongan formasi. Kecamatan Sale, terdapat 9 desa yang mengalami kekosongan perangkat, serta 10 formasi yang dibutuhkan.

Kecamatan Sarang, terdapat 8 desa yang mengalami kekosongan. Kecamatan Sedan, terdapat 8 formasi yang dibutuhkan.

Kecamatan Pamotan, terdapat 5 formasi yang kosong. Di kecamatan Sulang terdapat 8 formasi yang dibutuhkan.

Kecamatan Kaliori terdapat cukup banyak, yaitu terdapat 18 kekosongan perangkat. Yang tersebar di Meteseh, Maguan, Wiroto Kuangsan, Gunungsari, Karangsekar, Tambakagung, Mojowarno, Dresi Kulon, Dresi Wetan, Purworejo, Bogoharjo, Banyudono.

Hal yang serupa juga terjadi di kecamatan Rembang, dengan 18 kekosongan formasi. Sedangkan di kecamatan Pancur, terdapat 15 formasi yang kosong.

Selain itu, di kecamatan Kragan, terdapat 8 formasi kosong. Serta 7 formasi yang dibutuhkan di kecamatan Sluke.

Yang terakhir adalah, kecamatan Lasem, yang bertempat di desa Sumbergirang, Karangturi, Babagan, Gedung mulyo, Soditan, Ngemplak, Selopuro, Sendangcoyo, Kajar, Gowak dan Bonang. Dengan 16 kekosongan formasi perangkat desa.

Banyaknya kekosongan perangkat yang ada, menjadikan pihak Dinpermades akan melakukan pengawasan dengan ketat terkait pelaksanaan nya mendatang.

“Setiap penyelenggaraan selalu ada titik-titik lemah, titik kerawanan dan lain sebagainya. makanya kabupaten kita kendalikan, dari kecamatan kita adakan pengawasan jangan sampai ada titik rawan, tidak transparan, jual beli dan lain sebagainya itu kita awasi. Ini pengalaman kita ya, di Blora sudah ada kejadian. Kalau nanti kejadian di blora terjadi di Rembang nanti kita kawal.” Ungkap kepala Dinpermades Sulistiyono pada Rabu (14/4/21). (Adv)

 

Komentar