Sejarah Singkat Permainan Tradisional Indonesia

Bagikan ke :

SMJTimes.comPermainan tradisional merupakan bagian penting dari warisan budaya Indonesia yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat, permainan tradisional tetap menyimpan nilai sejarah dan filosofi kehidupan yang tidak ternilai.

Kehadirannya bukan hanya sebagai hiburan semata, melainkan juga sarana pendidikan, media sosialisasi, serta pembentuk karakter bagi generasi muda.

Salah satu permainan yang populer adalah engklek, yang dimainkan dengan cara melompat menggunakan satu kaki pada petak-petak yang digambar di tanah. Permainan sederhana ini melatih keseimbangan, ketangkasan, serta konsentrasi anak.

Tidak kalah menarik adalah congklak, permainan papan berlubang yang diisi biji-bijian atau kerikil. Melansir dari laman resmi Pendidikan Olahraga Universitas Teknokrat Indonesia, sejarah congklak diyakini berakar dari masa perdagangan di Asia Tenggara dan kemudian menyebar ke Nusantara.

Permainan ini menuntut strategi, perhitungan, sekaligus kesabaran, sehingga secara tidak langsung menanamkan nilai berpikir kritis pada anak-anak yang memainkannya.

Permainan tradisional lainnya yang cukup dikenal adalah gasing. Di beberapa daerah, gasing bukan sekadar mainan, tetapi bagian dari tradisi dan ajang kompetisi. Bentuk gasing bisa berbeda-beda di tiap daerah, ada yang dibuat dari kayu, bambu, maupun logam.

Selain itu ada pula egrang, permainan yang menggunakan bambu panjang sebagai pijakan kaki. Awalnya, egrang dipakai sebagai alat bantu berjalan di lahan becek atau persawahan, namun lama-kelamaan berubah fungsi menjadi permainan yang melatih kekuatan, keseimbangan, dan keberanian.

Selain memberikan hiburan, permainan tradisional memiliki makna sosial yang mendalam. Misalnya, dolanan Jawa sering dimainkan saat acara desa atau hajatan sebagai sarana kebersamaan.

Permainan kelompok seperti gobak sodor atau galah asin juga mengajarkan kerja sama tim, sportifitas, serta strategi bertahan dan menyerang. Nilai-nilai tersebut tentu relevan hingga kini karena dapat membentuk karakter anak yang disiplin, tangguh, sekaligus menghargai orang lain.

Permainan tradisional Indonesia bukan sekadar kenangan masa lalu, melainkan refleksi kearifan lokal yang mengandung banyak nilai. Dengan memperkenalkan kembali permainan tersebut kepada anak-anak, masyarakat dapat menjaga jati diri bangsa. (*)

Komentar