Fakta Menarik Tentang Kebiasaan Burung Migrasi

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Migrasi burung selalu menjadi fenomena alam yang memikat perhatian para peneliti maupun pecinta alam.

Setiap tahunnya, miliaran burung di seluruh dunia berpindah dari satu wilayah ke wilayah lain untuk mencari tempat yang lebih aman dan sumber makanan yang melimpah.

Fenomena ini tidak hanya menjadi bagian dari siklus hidup mereka, tetapi juga menunjukkan betapa menakjubkannya naluri alami yang dimiliki makhluk hidup. Berikut beberapa fakta menarik tentang kebiasaan burung migrasi yang jarang diketahui banyak orang.

Pertama, burung migrasi menempuh perjalanan yang sangat jauh. Data dari National Audubon Society menyebutkan, beberapa spesies bisa terbang lebih dari 10.000 kilometer sekali jalan.

Misalnya, burung Arctic Tern mampu bermigrasi dari Kutub Utara ke Kutub Selatan setiap tahun, menjadikannya salah satu hewan dengan jarak migrasi terpanjang di dunia.

Kedua, burung tidak hanya mengandalkan peta bintang untuk navigasi, tetapi juga medan magnet bumi.

Studi dari Journal of Experimental Biology menjelaskan bahwa burung memiliki sel khusus di matanya yang memungkinkan mereka melihat medan magnet, sehingga mereka tidak tersesat meski melintasi lautan luas atau gurun yang tidak memiliki tanda geografis.

Ketiga, waktu migrasi burung sangat dipengaruhi oleh perubahan musim dan ketersediaan makanan. Menurut laporan BirdLife International, burung biasanya mulai bermigrasi pada awal musim dingin untuk mencari tempat yang lebih hangat dan kaya sumber pangan.

Sebaliknya, ketika musim semi tiba, mereka akan kembali ke habitat asal untuk berkembang biak.

Keempat, burung migrasi sering melakukan perjalanan secara berkelompok dengan formasi tertentu. Salah satunya adalah formasi huruf V yang banyak terlihat pada angsa atau pelikan.

Posisi ini bukan hanya indah dipandang, tetapi juga membantu mengurangi hambatan udara dan menghemat energi, sehingga mereka bisa terbang lebih lama.

Kelima, ancaman terhadap burung migrasi semakin meningkat. Berdasarkan data World Migratory Bird Day 2023, perubahan iklim, deforestasi, serta perburuan liar membuat jalur migrasi burung semakin berbahaya.

Diperkirakan lebih dari 40% spesies burung migrasi kini menghadapi risiko penurunan populasi secara signifikan.

Fenomena burung migrasi bukan hanya pemandangan indah, melainkan juga penanda kesehatan ekosistem dunia. Melalui kebiasaan berpindahnya, burung turut menjaga keseimbangan lingkungan, mulai dari penyebaran biji tanaman hingga pengendalian populasi serangga.

Dengan memahami dan melestarikan kebiasaan unik ini, manusia turut menjaga keberlanjutan kehidupan di bumi. (*)

Komentar