SMJTimes.com – Salah satu hal yang dirasa meragukan bagi pengguna dari aplikasi Threads adalah kebijakan privasinya. Aplikasi buatan Meta itu disebut terlalu banyak mengumpulkan jenis data pribadi pengguna.
Dari deskripsi aplikasi yang tertera di AppStore dan PlayStore, Threads meminta data pengguna, meliputi kesehatan, keuangan, kontak, konten pengguna, lokasi hingga informasi sensitive lainnya. Tentu saja, hal ini memberikan kekhawatiran bagi pengguna jika datanya bocor atau disalahgunakan.
Namun, sebenarnya pemahaman tersebut tidak sepenuhnya benar. Dilansir dari Detik, seorang ahli digital forensik, Ruby Alamsyah mengatakan bahwa data-data tersebut dikumpulkan oleh mesin untuk membuat profil pengguna, yang nantinya akan dicocokan dengan iklan yang sesuai. Kecocokan data tersebut memungkinkan iklan lewat dengan lebih tepat sasaran.
Ia menjelaskan, iklan produk tertentu akan dimunculkan menggunakan algoritma berdasarkan data-data mengguna, sehingga akan menyasar profil yang sesuai dengan target audiens iklan tersebut.
Ruby juga berkomentar, untuk platform seperti Meta, seharusnya data yang dikumpulkan sudah terjamin keamanannya. Data yang dikumpulkan untuk profiling biasanya disimpan di tempat terpisah dari data pribadi, seperti nama dan email. Data yang disimpan di tempat, teknik, dan tingkat keamanan yang berbeda meminimalisir kebocoran data oleh orang tidak bertanggung jawab.
“Hal inilah yang membuat kesannya data pribadi kita diakses lebih banyak padahal sebenarnya kalau untuk platform yang besar seperti Meta ini menurut saya mereka sudah comply masalah security-nya,” jelasnya.
Meta memang memiliki bisnis iklan yang cukup besar dan mendominasi. Perusahaan tersebut juga berencana untuk segera memonetisasi platform barunya tersebut, seperti Instagram dan Facebook. (*)
Komentar