SMJTimes.com – Lemak sering kali diasosiasikan sebagai penyebab utama penambahan berat badan dan dalang berbagai penyakit kronis lainnya. Banyak orang yang memilih menghindari makanan berlemak jenis apapun untuk menjaga tubuh tetap ramping.
Ternyata, anggapan tersebut kurang tepat. Semua jenis lemak merupakan sumber penyakit merupakan mitos belaka. Pada dasarnya, lemak sehat merupakan sumber nutrisi yang dibutuhkan tubuh, sama seperti protein dan karbohidrat. Lemak juga memiliki kontribusi bagi kesehatan, seperti mengontrol kadar hormon, menambah daya imunitas hingga mengatur suhu tubuh.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut mitos dan fakta tentang lemak yang perlu anda tahu.
Benarkah semua lemak itu sama?
Jawabannya, semua lemak tidak sama. Dilansir dari British Health Foundation, semua lemak memang mengandung energi tinggi dan memiliki nilai kalori yang sama atau sekitar 9 kkal per gram, sehingga hal ini akan berefek pada berat badan dan ukuran pinggang anda.
Kendati demikian, lemak dibedakan menjadi dua, yakni minyak trans dan minyak sehat. Lemak trans diproduksi secara industri dan mengandung banyak minyak jenuh yang bisa meningkatkan kadar kolestrol jahat (LDL). Terlalu banyak mengonsumsi lemak trans meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
Ada beberapa jenis bahan makanan yang mengandung minyak jenuh yang boleh dikonsumsi, meski tetap perlu dibatasi. Beberapa bahan makanan tersebut termasuk mentega, minyak sawit, susu murni, krim, keju, kue dan produk cokelat.
Di sisi lain, minyak sehat memiliki peran dalam mengatur hormon, suhu tubuh, fungsi kekebalan, reproduksi, sinyal insulin, dan penyerapan nutrisi vitamin A, D, E, dan K. Menurut Halodoc, Lemak baik yang disebut high density lipoprotein (HDL) dapat ditemukan dalam alpukat, telur, ikan, kacang-kacangan, dan lain-lain.
Benarkan lemak berbahaya untuk kesehatan jantung?
Lemak trans atau lemak jenuh meningkatkan kadar LDL (kolestrol jahat) yang bisa menyebabkan penyumbatan pembuluh darah menuju jantung. Namun, mengecualikan semua jenis lemak dapat membuat tubuh kehilangan nutrisi dan asam lemak yang dibutuhkan, seperti lemak omega-3 dan omega-6.
Dilansir dari Alodokter, lemak tak jenuh membantu menghasilkan kolesterol baik (HDL) yang dapat mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL). Ini dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung koroner.
Apakah diet tidak membutuhkan lemak?
Faktanya, baik sedang diet maupun tidak menjalani program diet, tubuh anda tetap membutuhkan lemak. Lemak memasok energi, seperti protein dan karbohidrat. Selain itu, 60% otak terdiri dari lemak.
Lemak sehat juga menyediakan asam lemak esensial yang tidak dapat dibuat oleh tubuh. Beberapa jenis vitamin, seperti vitamin A, D, E, dan K menggunakan lemak untuk penyerapan.
Apakah lemak menyebabkan kenaikan berat badan?
Memang benar bahwa lemak mengandung lebih banyak kalori dibanding makronutrien lainnya, seperti protein dan karbohidrat. Lemak memperlambat pencernaan dan membantu Anda merasa lebih kenyang setelah makan.
Artinya, diet yang baik bukanlah mengonsumsi makanan rendah lemak, melainkan mengurangi kalori. Makanan tinggi lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal dapat membuat anda merasa lebih kenyang dengan kalori lebih sedikit. Ini akan bermanfaat untuk menurunkan berat badan.
Demikian artikel tentang mitos dan fakta lemak. (*)
Komentar