Mungkinkah Orang yang Pernah Selingkuh Bisa Setia?

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Banyak kasus perselingkuhan yang ramai di media sosial akhir-akhir ini. Kisah tersebut mungkin sempat timbul beberapa pertanyaan di pikiran anda. Mungkinkah seorang yang telah berselingkuh bisa bisa berubah menjadi lebih jujur dan setia?

Dilansir dari Medium, perselingkuhan merupakan salah satu jenis kecurangan, yang mana ini dikaitkan pada topik hubungan asmara. Kecurangan biasanya didasari oleh pola pikir dan perilaku. Dalam beberapa kasus, orang yang berbuat kesalahan mungkin akan berusaha memperbaiki keadaan atau menghentikan perilakunya tersebut. Artinya, perubahan itu mungkin terjadi.

Misalnya, jika anda pernah berbohong dan anda merasa bersalah, maka anda mungkin tidak akan melakukannya lagi. Atau, saat marah, maka ada orang yang berusaha untuk mengendalikan emosinya, sehingga perlahan ia akan memperbaiki perilakunya. Konsep ini disebut sama dengan kecurangan.

Kecurangan bisa berubah jika orang yang berbuat menyadari apa yang telah dilakukan itu merupakan hal yang salah. Ini akan memunculkan sebuah kesadaran relasional. Orang yang memiliki kesadaran relasional akan bertanggungjawab dan memperbaiki tindakannya.

Selain itu, mungkin orang itu bisa mengubah perilaku dengan bantuan orang lain. Artinya, mereka membutuhkan orang lain (baik orang terdekat maupun profesional) untuk mengajaknya keluar dari lingkaran tersebut.

Kendati demikian, anda tetap harus waspada untuk memaafkan mereka. Ada kemungkinan pasangan anda memanipulasi anda. Mempercayainya lagi akan memberikan luka yang lebih besar lagi.

Sebenarnya, ada beberapa tanda yang menunjukkan tulus atau tidaknya seseorang yang pernah berselingkuh, diantaranya adalah merasa bersalah, tidak membuat alasan, tidak membela tindakan, tidak menyalahkan anda, mengungkapkan mengapa mereka selingkuh dan bahkan meminta bantuan profesional untuk memperbaiki perilakunya.

Selain itu, mereka cenderung tidak mendesak untuk dimaafkan karena mereka menyadari bahwa tindakannya salah dan tidak mudah dimaafkan, maupun mendapatkan kembali kepercayaan.

Seorang psikolog klinis, Alexandra Solomon, PhD menyarankan untuk berfokus pada jawaban atas pertanyaan tentang kenyamanan pada keadaan hubungan anda di masa mendatang.

“Seberapa besar penyesalan yang mereka rasakan? Apakah mereka bertanggung jawab atas tindakan mereka? Sudahkah mereka memaafkan diri mereka sendiri? Apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka sendiri sebagai akibat dari menyontek? Bagaimana mereka mendefinisikan kesetiaan? Seberapa besar komitmen mereka untuk mempraktikkan kesetiaan? Hal-hal apa yang mereka lakukan sekarang untuk memastikan mereka tetap dalam integritas mereka?”

Di sisi lain, orang yang kurang kesadaran diri relasional mungkin gagal mengubah perilakunya, atau bahkan mereka menyalahkan orang lain atas tindakannya. Ini menunjukkan mereka tidak belajar apapun.

Seseorang yang perlu anda waspadai mungkin akan memanipulasi anda dengan menyalahkan anda dan keadaan. Dia mungkin mengatakan hal yang mirip seperti kalimat berikut, “Saya selingkuh dalam hubungan terakhir saya. Mantanku gila. Saya merasa sengsara saat bersamanya. Tidak ada yang bisa mengubah hubungan kami.”

Oleh sebab itu, seorang konselor klinis, Dr. Karla Ivankovich menyarankan untuk berhati-hati pada pasangan yang kurang memiliki kesadaran relasional. Ada kemungkinan lebih besar mereka berselingkuh lagi di masa mendatang.

“Jika orang tersebut masih menyalahkan mantannya atau gagal mengevaluasi alasan mereka menganggap orang lain adalah jawaban yang lebih baik daripada pasangannya, ada kemungkinan besar mereka akan selingkuh lagi,” ujarnya.

Disisi lainnya, sebuah studi tahun 2018 menemukan hasil adanya peningkatan tiga kali lipat dalam kemungkinan orang melakukan perselingkuhan jika dia sudah memiliki riwayat yang sama sebelumnya (serial cheater). Temuan ini menunjukkan bahwa keterlibatan sebelumnya dalam perselingkuhan merupakan faktor risiko penting yang memprediksi keterlibatan dalam perselingkuhan dalam hubungan selanjutnya.

Demikian penjelasan yang dapat kami simpulkan. Pada akhirnya, itu tergantung pada anda untuk mencoba mempercayainya atau meninggalkannya. (*)

Komentar