Pati, SMJTimes.com– Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dinilai sektor yang mampu bertahan di tengah krisis. Pada krisis tahun 1998, sektor inilah yang mampu mengangkat ekonomi Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Pati.
Diharapkan pada krisis ekonomi imbas dari Covid-19 ini, sektor UMKM kembali mampu mengangkat perekonomian. Hal ini diungkapkan oleh Sinta Amarawati, pemateri Sosialisi Peta Potensi dan Pemberdayaan UMKM Kabupaten Pati di Hotel Safin, pada Selasa (2/11/202) pagi.
Ia mengungkapkan ada 14 ribu UMKM di Kabupaten Pati yang mampu bertahan ditengah krisis saat ini. UMKM dari berbagai kecamatan di bumi mina tani, mulai dari Kecamatan Cluwak hingga Kecamatan Sukolilo.
“Data dari Dinkop UMKM Kabupaten Pati ada 14.003 UMKM dan ada 2.163 IKM (Industri Kecil Menengah). UMKM ini anti krisis. Meskipun mengalami dampak Covid-19, tetapi masih kuat bertahan dibandingkan yang lain,” ujar Sinta saat memberi paparan.
Maka dari itu, lanjut Sinta, para pelaku UMKM seharusnya termotivasi dan berpikir optimis agar selalu bertahan dan mengangkat ekonomi Kabupaten Pati. Ia pun mengajak kepada masyarakat untuk mencintai produk lokal Kabupaten Pati.
“Kalau tidak kita siapa yang mau mencintai lokal Pati. Cintai dulu lokal kita maka orang lain juga akan mencintai produk kita,” tutur Sinta.
Sementara itu, Puji Astuti, pembicara lain memaparkan tentang cara bagaimana bisa bertahan ditengah persaingan dan krisis. Menurut wanita asal Kecamatan Tlogowungu ini, para pelaku UMKM harus berpikir kreatif agar mampu bertahan ditengah krisis.
“Harus kreatif. Bagaimana packingnya dan sebagainya. Jangan pelit soal packing. Kita mungkin berat di awal tetapi bisa membuat orang tertarik untuk membeli,” kata Puji.
Acara ini merupakan inisiasi dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Pati. Sebanyak 50 orang pelaku UMKM dari empat kecamatan di hadirkan untuk memotivasi agar lebih berkembang. Keempat kecamatan itu yakni Cluwak, Gunungwungkal, Pucakwangi dan Sukolilo. (*)
Komentar