Pakar Keamanan Siber Sebut Perusahaan Ritel Jepang Jadi Target Modus Ransomware

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Pakar keamanan siber Nihon Cyber Defence (NCD) mengatakan, bahwa perusahaan Jepang saat ini sedang dijadikan sebagai target para hacker dengan modus ransomware atau mengenkripsi file pengguna hingga tidak dapat diakses tanpa kunci dekripsi yang benar.

Kepolisian Nasional Jepang pada 2024 bahkan melaporkan sebanyak 222 kasus penyerangan ransomware, dimana di antaranya sudah menjalar hingga ke industri ritel, terkhusus pada raksasa produsen minuman keras (miras) bir di Jepang, Asahi Group Holdings, Ltd.

Melansir dari CNBC Indonesia, serangan ini telah mengakibatkan penutupan operasional perusahaan di mayoritas sejumlah 30 pabrik Asahi. Hal ini dikarenakan serangan tersebut mampu mengganggu sistem pemesanan dan pengiriman barang.

Salah satu gangguan tersebut terdapat pada laporan dari Financial Times yang menyebut Asahi telah mengirimkan rata-rata 6,7 juta botol bir setiap harinya, tanpa kejelasan tanggal operasional.

Hal ini menjadikan perusahaan ritel tersebut akan dihadapkan pada ancaman stok kosong di hari-hari kedepannya. Selain bir, Asahi juga memproduksi beberapa makanan bayi, minuman ringan, mint hingga sederet produk untuk perusahaan ritel Jepang.

Ancaman stok kosong berakibat fatal pada perusahaan tersebut, pasalnya konsumen Jepang disebut sangat loyal terhadap produk dan rasa bir dari Asahi Super Dry. Kejadian ini mengakibatkan anjloknya saham perusahaan hingga mencapai 2,6%.

Pihak Asahi memang belum terlihat menanggapi terkait isu tersebut. Namun, mereka disebut tengah menguji coba proses pemesanan dan pengiriman manual dalam skala kecil. (*)

Komentar