SMJTimes.com – Menjadi anak muda zaman sekarang rasanya seperti “juggling”: kuliah sambil kerja, ikut organisasi, side hustle, tapi masih tetap mau memiliki waktu untuk healing dan nongkrong. Bagaimana cara mengatur waktunya?
Pertama, mulai dari mengenal pola diri sendiri. Kamu tipe yang paling fokus pagi hari atau produktif setelah matahari tenggelam? Jika kamu paling bersemangat ketika setelah subuh, coba manfaatkan waktu itu untuk mengerjakan tugas berat sebelum distraksi mulai berdatangan.
Jangan meremehkan kekuatan to-do list. Buatlah daftar skala prioritas yang realistis. Urutkan dari yang terpenting sampai ke hal yang bisa ditunda.
Anak muda sibuk karena sering terjebak multitasking. Padahal, hal yang terlihat keren itu sering menghasilkan ketidakmaksimalan.
Jangan lupa untuk menyisihkan waktu istirahat. Tubuh dan pikiran manusia membutuhkan reset. Ambil jeda lima menit untuk stretching, minum air putih atau sekadar memejamkan mata. Hal itu memunculkan kefokusan setelahnya.
Selain itu, cobalah untuk berani bilang “tidak”. Tidak semua ajakan nongkrong atau bahkan proyek harus kamu ambil. Waktu yang terbatas tidak boleh disia-siakan untuk hal yang tidak sejalan dengan tujuan hidup.
Terakhir, manfaatkan teknologi. Banyak aplikasi yang bisa membantu mengatur waktu, mulai dari Google Calendar sampai Notion.
Menjadi anak muda sibuk bukan berarti harus kehilangan keseimbangan hidup, justru di usia inilah kita belajar menata ritme antara kapan harus mulai dan kapan harus berhenti.
Mengatur waktu bukan soal mengisi setiap jam dengan aktivitas, tapi memastikan tiap aktivitas punya makna dan arah yang jelas. (*)
Komentar