Media Sosial: Hiburan atau Beban?

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Kita membuka Instagram saat bangun tidur, scroll TikTok disela kerja, atau berbagi cerita lewat Twitter (X). Tak bisa dipungkiri, media sosial punya banyak manfaat, diantaranya; menyambung silaturahmi, berbagi informasi, hingga hiburan. Tapi, di balik semua itu, ada sisi lain yang jarang disadari, yaitu media sosial juga bisa menjadi beban.

Menurut data dari Pew Research Center, sekitar 64% pengguna media sosial mengaku merasa “kelelahan digital” akibat terlalu sering terhubung. Apalagi saat algoritma terus menampilkan hal-hal yang memancing emosi seperti berita buruk, pencapaian orang lain, atau standar kecantikan dan gaya hidup yang tidak realistis.

Tanpa disadari, kita jadi mudah membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Rasanya seperti hidup orang lain selalu lebih sempurna, lebih bahagia, lebih sukses. Padahal, media sosial hanya menampilkan potongan kecil dari hidup seseorang yang biasanya sudah dipilih dan dipoles.

Di sisi lain, tekanan untuk selalu update, membalas pesan, atau menjaga “kehadiran online” juga bisa membuat kita kelelahan secara sosial. Kita merasa harus terus hadir, padahal energi sosial kita juga punya batas.

Jadi, bagaimana agar media sosial tetap jadi hiburan, bukan beban?

  1. Membatasi waktu pemakaian dengan menggunakan fitur time limit atau atur jadwal tanpa ponsel
  2. Bersih-bersih akun dengan cara unfollow akun yang membuatmu merasa minder atau tertekan
  3. Mengingat sesuatu hal, seperti tidak semua yang terlihat itu nyata dan jangan jadikan hidup orang lain sebagai standar hidup diri sendiri
  4. Menyempatkan waktu offline dengan mencoba digital detox 1–2 jam sehari untuk memberi ruang kepada dunia nyata

Media sosial bukanlah musuh, ia bisa jadi tempat belajar, terinspirasi, atau sekadar hiburan ringan. Tapi kalau tidak digunakan dengan bijak, ia bisa menyedot waktu, energi, bahkan rasa percaya diri kita. (*)

Komentar