SMJTimes.com – Ada tanda-tanda tertentu yang menunjukkan bahwa seseorang memiliki sifat perfeksionis. Perfeksionis merupakan istilah bagi orang yang memiliki standar tinggi untuk diri sendiri, pekerjaan, atau orang lain, dengan harapan untuk mencapai kesempurnaan.
Kesempurnaan diyakini sebagai pedang bermata dua, karena bisa menjadi kekuatan pendorong untuk berprestasi tinggi, namun juga bisa menjadi sumber stres dan tekanan terhadap diri sendiri dan orang lain.
Berikut adalah 10 tanda sifat perfeksionis yang perlu diperhatikan agar Anda bisa selalu mengendalikan motivasi positif dan tidak terjebak dalam keputusasaan tak berujung!
Tidak menerima kesalahan
Orang yang perfeksionis cenderung menetapkan standar tinggi, bahkan tidak masuk akal untuk mencapai tujuannya. Orang yang perfeksionis tidak akan menerima apa pun yang kurang dari kesempurnaan, dan ‘hampir sempurna’ dianggap sebagai kegagalan.
Untuk mengatasi pola pikir ini, fokuslah pada kemajuan daripada kesempurnaan. Akui bahwa kesempurnaan sering kali tidak dapat dicapai dan dapat menimbulkan emosi negatif. Sebaliknya, fokuslah untuk melakukan perbaikan kecil dan bertahap.
Bersikap sangat kritis
Seseorang dengan kepribadian perfeksionis lebih kritis terhadap diri mereka sendiri dan orang lain. Mereka yang perfeksionis sering kali melihat kesalahan dan ketidaksempurnaan, sehingga lebih menghakimi dan keras terhadap diri mereka sendiri dan orang lain.
Latih diri untuk memperlakukan diri sendiri dengan lembut dan penuh kasih sayang, terutama ketika Anda merasa gagal atau tidak sempurna. Lihat kesalahan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh, bukan sebagai alasan untuk menghakimi diri dan orang lain. Temukan solusi, dibandingkan menyalahkan orang lain.
Selalu didorong oleh rasa takut
Orang yang perfeksionis cenderung didorong oleh rasa takut terhadap apa pun yang kurang dari kesempurnaan. Orang perfeksionis cenderung takut tidak memenuhi harapan, merasa cemas dan stres ketika gagal. Ketakutan akan kritik dan rasa tidak puas dengan hasil kerja mereka juga menjadi pendorong kuat perilaku perfeksionis.
Untuk mengatasi perasaan ini, anggap kegagalan sebagai bagian dari proses belajar dan tumbuh, jangan takut membuat kesalahan karena kesalahan adalah peluang untuk menjadi lebih baik. Fokus pada proses pencapaian tujuan, bukan hanya hasil akhir.
Tertekan saat gagal
Orang yang perfeksionis sering kali kurang bahagia dibandingkan orang yang berprestasi tinggi. Ini karena mereka cenderung menyalahkan diri sendiri dan berkubang dalam perasaan negatif ketika harapan tidak terpenuhi.
Saat mengalami tekanan akibat kegagalan, langkah pertama adalah menerima kegagalan tersebut dan mengakui bahwa itu adalah bagian dari proses belajar. Kemudian, fokus pada analisis dan evaluasi kegagalan untuk menemukan pelajaran yang bisa diambil, dan buatlah rencana perbaikan.
Fokus hanya pada hasil
Orang yang perfeksionis hanya melihat tujuan atau hasilnya saja. Mereka begitu peduli untuk mencapai tujuan dan menghindari kegagalan, sehingga mereka tidak dapat menikmati proses untuk tumbuh dan berjuang.
Saat mengerjakan tugas, jangan hanya memikirkan hasil akhir, tapi juga perhatikan setiap langkah yang Anda ambil. Setiap tugas, meskipun belum menghasilkan hasil yang sempurna, akan memberikan pembelajaran yang berharga. Selain itu, cobalah bermeditasi untuk membantu melatih fokus dan menenangkan pikiran yang mengganggu, termasuk kekhawatiran tentang hasil. (*)
Komentar