SMJTimes.com – Sering kali kita mendengar kalimat ‘stres bikin cepat tua’ saat merasakan suasana hati buruk. Banyak orang percaya bahwa stres mempercepat tanda-tanda penuaan, sehingga wajah terlihat tidak fresh, timbul kerutan di area-area tertentu, hingga rambut beruban.
Benarkah demikian?
Sebuah studi pada jurnal Cell Metabolism menemukan bahwa usia biologis manusia mengalami peningkatan cepat sebagai respons terhadap berbagai bentuk stres. Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa penuaan ini dapat dibalikkan setelah periode pemulihan dari stres.
Penulis senior studi James White dari Fakultas Kedokteran Universitas Duke mengatakan bahwa sebelumnya telah mengisyaratkan kemungkinan fluktuasi jangka pendek dalam usia biologis, tetapi pertanyaan tentang apakah perubahan tersebut dapat dibalikkan hingga saat ini belum dieksplorasi.
Benarkah stres membuat cepat tua?
Dilansir dari Healthline, Tunc Tiryaki, pendiri London Regenerative Institute mengatakan bahwa stres kronis memicu serangkaian respons biologis tubuh. Ini karena stres memicu pelepasan hormon kortisol dan adrenalin. Pelepasan kedua hormon secara berlebihan dalam jangka waktu lama menyebabkan peradangan dan kerusakan pada sel tubuh.
Stres jangka panjang dapat menyebabkan stres oksidatif. Kondisi ini merupakan ketidakseimbangan antara produksi spesies oksigen reaktif (ROS) dan kemampuan tubuh untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh ROS ini. Stres oksidatif dapat merusak sel, protein, dan DNA, yang menyebabkan penuaan dini.
Berikutnya, stres juga memengaruhi telomer. Lapisan pelindung di ujung kromosom memendek setiap kali sel membelah, dan dianggap sebagai penanda penuaan biologis. Tiryaki mengatakan bahwa stres kronis juga dikaitkan dengan telomer yang lebih pendek.
Meski demikian, setelah tubuh pulih dari stes, tubuh akan memulai memperbaiki diri, sehingga proses fisiologis yang rusak dapat kembali ke tingkat fungsi normalnya. Ini karena tubuh memiliki mekanisme untuk memperbaiki sel dan jaringan yang rusak, dan mekanisme ini lebih aktif setelah stres berkurang.
“Pemulihan proses ini ke tingkat normal dapat membantu mengurangi beban pada sel dan memperlambat proses penuaan,” jelas Tiryaki. (*)
Komentar