DPRD Pati Ungkap Alasan Kedelai Lokal Loyo

Bagikan ke :

Pati, SMJTimes.com Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Patin beberkan alasan kedelai lokal ketersediaannya terbatas dan tak layak jadi bahan baku tempe tahu.

Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Pati, M. Nur Sukarno menyampaikan bahwa ada ketergantungan kedelai impor sehingga menurunkan semangat petani kedelai.

“Hal itu yang mengakibatkan gairah untuk menanam kedelai di Kabupaten Pati menjadi tidak menjanjikan,” ujar Sukarno.

Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Pati tersebut, menjelaskan bahwa ada potensi di komoditas kedelai di Kabupaten Pati. Namun, belum ada perlindungan saat panen raya sering kali membuat harga kedelai lokal anjlok.

Selain itu, kedelai lokal juga memilki harga relatif lebih murah daripada yang impor, namun untuk mendapatkan kedelai lokal juga terbilang sulit.

Padahal, kedelai menjadi salah stau komoditas yang berperan penting dalam perekonomian nasional. Masyarakat Indonesia juga sering mengonsumsi makanan berbahan kedelai.

Sementara itu, pengrajin tahu dan tempe menilai kedelai petani lokal dinilai memiliki kualitas lebih rendah daripada impot. Sehingga kedelai lokal dianggap belum layak digunakan sebagai bahan baku.

Pengrajin tahu, Rubiyati (58), yang berasal dari Desa Blaru, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati, mengatakan bahwa tahu yang diproduksi menggunakan kedelai impor akan lebih tahan lama. (adv)

Komentar