Fenomena Bertanya di Base X/Twitter, Benarkah Bisa Pengaruhi Kemampuan Problem Solving dan Decision Making?

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Pengguna X/Twitter mungkin tidak asing dengan fitur menfess di akun base. Akun base sendiri merupakan wadah pengguna untuk mengirimkan pesan/menfess secara anonim yang gunanya untuk mendapatkan respon dari pengguna lainnya. Sehingga, tidak sedikit orang-orang mengirimkan pesan berupa pertanyaan, opini atau meminta rekomendasi atas suatu topik melalui base.

Topik yang dilontarkan pun bermacam-macam, mulai dari hiburan, tren, gosip bahkan menyangkut problema yang sifatnya pribadi sekalipun. Hal ini menimbulkan berbagai respon dari para ‘warga base’ dalam menanggapi menfess pengirim. Beberapa merespon dengan bijak, tetapi tak jarang juga mereka yang mengaku terganggu dengan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya terlalu personal. Sehingga, sebenarnya tidak perlu melibatkan pendapat orang asing.

Sebenarnya, apa alasan banyak orang bertanya di akun base media sosial?

Dilansir dari laman yoursay.id, salah satu faktornya mungkin dikarenakan kenyamanan. Adanya akun base memicu interaksi sehingga membuat banyak orang merasa terhubung dengan pengguna lainnya. Selain itu, unsur kepercayaan yang mungkin timbul karena jawaban dari banyak orang dianggap lebih akurat.

Kendati demikian, hal ini juga dinilai tidak efektif. Meski beberapa topik tertentu bisa terjawab dengan bertanya di base karena adanya beberapa ahli yang menjawab, namun pertanyaan seputar masalah personal perlu dipikirkan kembali untuk dibagikan ke base, seperti saat Anda dihadapkan dalam pilihan pasangan. Misal, ‘mana yang harus kupilih dari si A atau si B?’.

Alih-alih mendapatkan jawaban yang pasti, kita bisa kehilangan nilai dan kemampuan mandiri dalam pengambilan keputusan. Pada dasarnya, orang-orang di sana bukan seseorang yang mengenal Anda secara pribadi dan tidak tahu pasti tentang kebutuhan, selera dan masalah hidup Anda secara lebih dalam. Sehingga, hal tersebut berpotensi membuat Anda melewatkan keputusan terbaik.

Ini juga akan mengurangi kemampuan Problem Solving and Decision Making/PSDM (kemampuan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan) karena sifat ketergantungan. Padahal, kemampuan tersebut merupakan salah satu soft skill yang penting, tidak hanya di dunia kerja namun juga dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan tersebut berfungsi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan serta membuat suatu keputusan terbaik di waktu yang genting.

Mengapa PSDM penting?

PSDM penting untuk menghadapi tantangan dengan bijak dan efektif di dunia yang semakin kompleks. Ini melibatkan pengumpulan informasi, menganalisis situasi, mengevaluasi alternatif, dan memilih tindakan yang paling tepat.

Membuat keputusan yang lebih baik akan menghasilkan hasil yang lebih baik dan risiko yang lebih sedikit, dilansir dari laman Better Up. Keputusan yang lebih baik mungkin memberi Anda lebih banyak pilihan dan peluang baru.

Ketika Anda membuat keputusan yang lebih baik, itu juga berarti Anda belajar dari kesalahan. Artinya, Anda melalui proses pengembangan pribadi. Proses tersebut dapat membantu Anda mencapai kepuasan hidup yang lebih besar.

Diskusilah!

Kemampuan PSDM dapat dilatih dengan brainstorming atau diskusi dengan seseorang yang memiliki lebih banyak wawasan. Kumpulkan semua informasi tentang masalah yang sedang Anda hadapi kemudian, putuskan secara bertahap dan mandiri. Anda bisa bertanya dengan orang terdekat Anda atau orang-orang yang dikenal di kehidupan nyata untuk mempercepat pengambilan keputusan. Artinya, tidak semua masalah dapat diselesaikan lewat base. (*)

Komentar