SMJTimes.com – Beberapa orang memicu reaksi negatif tubuh saat mengonsumsi makanan tertentu, seperti susu, kacang-kacangan dan sebagainya. Kondisi ini dapat terjadi karena alergi atau intoleransi. Meski kadang penyebab, tanda dan gejalanya hampir sama, namun alergi dan intoleransi berbeda. Apa bedanya? Berikut penjelasannya!
Dilansir dari Mayo Clinic, James T C Li, M.D., Ph.D mengatakan bahwa reaksi tertentu bisa terjadi, namun sebagian besar disebabkan oleh intoleransi makanan daripada alergi makanan. Alergi makanan memengaruhi sistem kekebalan. Sejumlah kecil konsumsi makanan pemicu alergi dapat memunculkan berbagai gejala, mulai dari ringan hingga parah sampai mengancam nyawa.
Sementara itu, intoleransi makanan seringkali hanya mempengaruhi sistem pencernaan dan menyebabkan gejala yang tidak parah. Reaksinya bisa dicegah dan konsumsi makanan dalam jumlah kecil tidak akan menunjukkan reaksi. Misalnya, saat anda memiliki intoleransi laktosa, maka anda bisa meminum susu bebas laktosa atau meminum pil enzim lactase untuk membantu pencernaan.
Penyebab intoleransi makanan antara lain tidak adanya enzim yang dibutuhkan untuk mencerna makanan sepenuhnya, sensitive terhadap zat adiktif/bahan tambahan. Selain itu, sindrom iritasi usus. Kondisi ini dapat menyebabkan kram, sembelit, dan diare.
Perbedaan alergi dan intoleransi
Dilansir dari laman Medical News Today, kacang merupakan salah satu makanan paling umum bagi penderita alergi. Di Amerika, kacang harus tertulis di label makanan yang mengandung bahan tersebut, meski dalam jumlah sedikit sekalipun.
Ketika seseorang memiliki alergi makanan, sistem kekebalan tubuhnya merespons secara tidak negatif terhadap zat yang dikenal sebagai alergen. Zat ini belum tentu zat yang berbahaya, namun itu akan memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Beberapa makanan yang paling banyak disebut sebagai alergen adalah susu, telur, kacang, ikan, kerang, gandum, kedelai. Mereka yang memiliki alergi makanan dan mengonsumsinya, maka kemungkinan akan mengalami gejala seperti gatal, pembengkakan, kesulitan bernapas, pusing, pingsan, muntah, diare, penurunan tekanan darah secara tiba-tiba dan drastis, serta denyut nadi tidak teratur.
Jika menunjukkan gejala yang parah, seperti sesak napas dan pingsan, segera lah ke dokter untuk mendapatkan penanganan.
Di sisi lain, intoleransi merupakan kondisi dimana seseorang mengalami kekurangan enzim untuk mencerna jenis makanan tertentu. Enzim adalah senyawa dalam tubuh yang berfungsi untuk mencerna makanan. Kekurangan enzim membuat mereka mengalami masalah saat mengonsumsi makanan tertentu.
Intoleransi makanan juga dapat terjadi akibat bahan kimia tertentu dalam makanan, keracunan makanan karena adanya toksin, kejadian alami histamin dalam beberapa makanan, adanya salisilat pada banyak makanan dan tambahan zat adiktif atau pengawet makanan tertentu.
Intoleransi makanan sering menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan gastrointestinal, seperti membuang gas perut, sakit perut, dan diare. Meski intoleransi dapat dicegah dan diatasi sendiri, namun seseorang yang juga memiliki alergi dapat memicu gejala yang lebih parah.
Demikian artikel tentang perbedaan antara intoleransi dan alergi. (*)
Komentar