Menurut WHO, Berikut Dampak Konsumsi Berlebihan Produk Tinggi Gula Tambahan

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Sering kali kita temui makanan dan minuman yang tersedia di rak toko mengandung pemanis tambahan. Ini bisa diketahui dengan melihat label berisi informasi bahan yang ada di kemasannya. Umumnya, penggunaan pemanis buatan ditujukan sebagai pengganti gula, yaitu memberikan rasa manis tanpa kalori yang tinggi.

Kendati demikian, terdapat risiko kesehatan lainnya yang mungkin terjadi jika anda berlebihan, atau bahkan rutin mengonsumsi makanan dan minuman dengan tambahan gula tinggi. Organisasi kesehatan internasional, WHO pun turut menyoroti bahaya konsumsi produk minuman dan makanan tinggi pemanis buatan, dikutip dari laman Halodoc.

Kenaikan berat badan

Pemanis buatan memberikan rasa ketergantungan yang dapat memengaruhi kebiasaan makan seseorang. Meski tidak mengandung kalori, beberapa penelitian menunjukkan bahwa terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula tambahan memicu keinginan menonsumsi makanan dan minuman tinggi kalori. Kebiasaan ini apabila tidak dihentikan akan menambah berat badan dan meningkatkan risiko obesitas dan diabetes.

Gangguan metabolisme glukosa

Pemanis buatan dapat mengganggu pengaturan gula darah dalam tubuh. Konsumsi jangka panjang juga meningkatkan risiko resistensi insulin. Kondisi ini menyebabkan peningkatan masalah kesehatan terkait metabolisme glukosa.

Keseimbangan mikroba usus terganggu

Mikroba usus merupakan organisme yang hidup di saluran pencernaan, dan sangat berperan untuk menjaga kesehatan usus kita. Konsumsi berlebihan pemanis buatan dapat berdampak pada perubahan komposisi dan aktivitas mikroba usus. Ini akan mengganggu pencernaan dan sistem kekebalan tubuh.

Penyakit kardiovaskular

Terdapat hubungan antara konsumsi pemanis buatan dengan peningkatan risisko penyakit jantung dan stroke. Terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung pemanis buatan dapat memicu peradangan sistemik, tekanan darah tinggi dan gangguan metabolisme lemak.

Perubahan perilaku makan

Penghentian aktivitas makan dilakukan saat perut mengirim sinyal kenyang ke otak. Aspartam dan sukralosa yang ada di dalam produk kemasan dapat menggangu sinyal kenyang dalam tubuh. Penelitian mengungkap bahwa konsumsi makanan tinggi pemanis tambahan dapat memperlambat sinyal kenyang ke otak, sehingga meningkatkan keinginan makan lebih banyak.

Komentar