Mindfulness Parenting, Pola Asuh dengan Perhatian dan Penerimaan Penuh terhadap Anak

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Konsep mindfulness bisa menjadi salah satu cara bagi anda untuk mengasuh buah hati. Mindfulness sendiri merupakan praktek hidup dalam menyadari dimana anada berada, apa yang anda pikirkan, dan bagaimana perasaan anda di dalam, maupun di luar diri anda. Selain itu, mindfulness juga tentang bagaimana seseorang melihat dunia dengan lebih sedikit penilaian dan lebih banyak penerimaan.

Pengasuhan dengan penuh perhatian (mindfulness) ini disebarkan sejak 1997, dengan menerapkan prinsip perhatian penuh pada banyak situasi keluarga, meski sedikit terasa kacau.

Tujuan pola asuh ini untuk menanggapi perilaku anak dengan penuh kesadaran, bukan hanya sekedar reaksi. Anda berusaha untuk mendapatkan penerimaan dari diri sendiri dan anak anda, begitu juga sebaliknya. Dalam konsep ini, anda tidak membiarkan emosi dan trauma masa lalu menimbulkan respon dan kemarahan yang berdampak pada pola asuh anak anda.

Trauma masa lalu menimbulkan ekspektasi tinggi pada anak. Dengan ekspektasi dan harapan tinggi membuat anak merasa memiliki kewajiban yang akan mengekangnya. Mereka takut akan ditolak, sehingga lama-kelamaan akan mempengaruhi hubungan dan ikatan anda dengan anak.

Pola asuh mindfulness memiliki beberapa manfaat, diantaranya meningkatkan komunikasi orangtua-anak, mengurangi gejala hiperaktif, meningkatkan kepuasan orang tua, mengurangi perselisihan, menurunkan perasaan depresi, mengurangi stres dan kecemasan, serta melibatkan orang tua secara keseluruhan.

Beberapa faktor kunci berikut berfokus pada tiga kualitas utama yaitu kesadaran dan perhatian saat ini, intensionalitas dan pemahaman perilaku, dan tanggapan yang tidak menghakimi, penyayang, serta menerima.

Dilansir dari Healtline, berikut apa yang harus anda simak mengenai pola asuh mindfulness ini.

Amati dan dengar dengan kesadaran penuh

Tips pertama adalah banyak mendengarkan dan mengamati dengan kesadaran penuh. Hal ini membutuhkan kesabaran dan latihan yang luar biasa. Namun, dengan mendengarkan, pemikiran anda akan terbuka dengan lebih luas. Selain itu, mengamati sekitar, seperti bau, suara, pemandangan di sekitar membuat anda lebih mengenal lingkungan sekitar anda dan anak anda.

Penerimaan tanpa menghakimi

Hindari menghakimi perasaan anda dan perasaan anak anda. Ini dilakukan untuk melepaskan harapan yang tidak realistis kepada anak anda. Dengan demikian, penerimaan ‘apa adanya’ terhadap anak dapat tercapai tujuannya.

Kesadaran emosional

Membawa kesadaran emosional satu sama lain saat melakukan interaksi dapat mempererat hubungan anda dan anak. Hal ini mengajarkan kalian untuk merasakan hal yang sama. Selalu ada emosi yang memengaruhi situasi. Emosi positif (bahwa anda menyayanginya dan selalu mendukungnya) yang anda tularkan kepada anak akan terbentuk seiring berjalannya waktu.

Regulasi diri

Ini berarti tidak membiarkan emosi Anda memicu reaksi langsung, seperti berteriak atau perilaku spontan lainnya. Singkatnya, Berpikir sebelum bertindak adalah cara yang disarankan untuk menghindari reaksi negatif.

Kasih sayang

Anda mungkin tidak setuju dengan tindakan atau pemikiran anak anda, tetapi pola asuh yang penuh perhatian mendorong orang tua untuk memiliki kasih sayang. Ini melibatkan empati dan pemahaman untuk posisi anak. Welas asih membuat hati orang tua lebih luas, karena pada akhirnya akan ada lebih sedikit menyalahkan diri sendiri jika suatu situasi tidak berjalan seperti yang Anda harapkan.

Komentar