Maladaptive Daydreaming : Gangguan Akibat Sering Melamun

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Melamun merupakan aktivitas yang wajar dilakukan oleh seseorang saat lelah atau berada dalam kesendirian. Biasanya, lamunan datang secara tiba-tiba. Tetapi, kadang melamun digunakan untuk menghibur diri dengan memikirkan hal-hal imajinatif. Bahkan, beberapa orang percaya bahwa melamun dapat merilekskan diri dan membantu me-refresh pikiran.

Kendati demikian, disarankan untuk jangan sering melamun. Tenggelam dalam imajinasi terlalu lama tidak memikili manfaat bagi anda, alih-alih menjadi kebiasaan. Ada istilah yang menyebutkan kebiasaan sering tenggelam dalam lamunan, yaitu maladaptive daydreaming.

Dilansir dari Halodoc, perilaku tersebut merupakan sebuah mekanisme koping (coping mechanism) pada seseorang yang memiliki gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan dan gangguan psikologis lainnya. Melamun sebagai tanda maladaptive daydreaming jika aktivitas tersebut sampai mengganggu pekerjaan, hobi dan interaksi sosial.

Kondisi tersebut juga berpengaruh terhadap pikiran dan emosi seseorang. Fungsi eksekutif, seperti pengambilan keputusan, perencanaan, dan motivasi diri akan terganggu.

Untuk membedakannya, maladaptive daydreaming memiliki intensitas waktu lamunan yang lama, jelas dan mendetail. Bahkan, lamunan tersebut terkesan seperti skenario film yang memiliki tokoh dan plot rumit.

Kebiasaan ini mungkin akan membuat seseorang melupakan aktivitas apa yang akan dilakukan. Selain itu, orang dengan gangguan ini biasanya sengaja meluangkan waktu untuk melamun dan memutuskan hubungan dengan lingkungan sekitar.

Meski terkesan menikmati lamunannya, pengidap gangguan ini sering kali merasa menyesal setelah melakukan hal tersebut.

Untuk mengenali kondisi ini sangat sulit karena tidak dapat didiagnosis secara langsung. Namun, biasanya dokter menemukan tanda-tanda masalah ini menggunakan kuesioner khusus dan skala diagnostik untuk kondisi terkait seperti ADHD, OCD, depresi, kecemasan, dan gangguan disosiatif.

Maladaptive Daydreaming Scale-16 (MDS-16) dapat menunjukkan apakah seseorang memang mengalami masalah tersebut atau hanya melamun biasa berdasarkan jawaban pasien pada serangkaian pertanyaan yang diajukan.

Komentar