Kembaran FOMO, Apa yang Dimaksud dengan FOBO?

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Anda mungkin sering mendengar istilah FOMO (fear of missing out). FOMO sendiri pertama kali dicetuskan oleh Patrick McGinnis, seorang pemodal ventura dan penulis pada tahun 2004. Selain istilah FOMO tersebut, Mc Ginnis juga menciptakan istilah yaitu FOBO (Fear of Better Options).

FOBO merupakan sebuah fenomena sosial di mana seseorang merasa ragu saat mengambil keputusan, meskipun, keputusan tersebut sederhana dan semua opsi dapat diterima. Istilah ini pertama kali muncul dalam artikel The Harbus milik Harvard Business School.

Saat FOBO ini muncul, seseorang akan memiliki perasaan ragu-ragu dalam mengambil keputusan kecil, seperti apa yang akan ditonton di TV, apa yang akan dimakan untuk makan malam, hingga keputusan yang lebih signifikan seperti apakah akan mengambil pekerjaan baru.

Perasaan ragu tersebut biasanya muncul karena ketakutan mengambil keputusan yang salah. Ketakutan ini tentu dapat menghambat produktivitas. Apa pun masalahnya, saat seseorang mengalami hal ini, mereka kewalahan oleh kemungkinan yang mungkin terjadi, sehingga proses pengambilan keputusan juga dapat terngganggu karena ketakutan ini.

Dikutip dari Glints, berikut beberapa ciri-ciri yang menjadi pertanda munculnya FOBO.

Keraguan dalam memilih

Ketidakmampuan untuk memilih. Misalnya, ragu-ragu untuk memilih tugas mana yang akan dikerjakan terlebih dahulu, membuat penderita FOBO tidak bisa segera menyelesaikan pekerjaan. Hal ini mencerminkan bahwa kenyataannya orang tersebut menyadari konsekuensi, namun tidak siap untuk menghadapinya jika hal konsekuensi tersebut membawa kesusahan.

Memiliki hubungan yang buruk

Ketika fenomena ini mulai muncul, penderita FOBO akan cenderung tidak bisa mengekspresikan tindakan karena keraguan yang dialaminya. Bahkan, mereka akan melakukan tindakan yang negatif atau toxic kepada orang lain, meski hal tersebut tidak dimaksudkannya. Seseorang yang memiliki FOBO juga akan cemas saat menyadari ada respon negatif dan ketidakbahagiaan saat berada di suatu interaksi tatap muka.

Penderita FOBO mungkin akan sangat khawatir dan menghindari interaksi dengan orang lain. Ketakutan ini dapat menjadi penyebab utama kecemasan sosial dan depresi.

Merasa kalah dalam kompetisi

FOBO dapat menyebabkan kecemasan atau gangguan panik karena takut kalah bersaing. Misalnya, saat memberikan sebuah usulan atau gagasan pada sebuah pertemuan. Seseorang yang memiliki keraguan tidak dapat memutuskan usulan apa yang terbaik, bahkan setelah berjam-jam melakukan riset.

Seseorang dengan FOBO cenderung mengembangkan kepanikan sehingga muncul ketidakyakinan pada usulan tersebut akan diterima baik oleh orang lain. Dari kepanikan itu kemudian muncul perasaan kalah bersaing.

Pengeluaran berlebihan

FOBO adalah alasan di mana seseorang mengalami ketidakstabilan finansial. Orang tersebut akan menghadapi kegagalan dalam pengelolaan keuangan akibat pengeluaran yang berlebihan. Pengeluaran berlebihan ini disebabkan keinginan untuk mengesankan lingkaran sosial. Hal ini dapat menyebabkan kecemasan finansial dan depresi karena ketidakmampuan mengelola finansial.

Berdasarkan Invers, McGinnis memberikan beberapa tips untuk menghindari dan mengurangi sikap FOBO.

  • Pastikan apa yang menjadi motivasimu mengambil suatu keputusan
  • Hindari penggunaan ponsel yang berlebihan
  • Buat keputusan dengan cepat untuk masalah-masalah kecil
  • Istirahat yang cukup

Komentar