SMJTimes.com – Gaslighting merupakan salah satu istilah dalam suatu hubungan toxic (toxic relationship). Istilah ini mengacu pada bentuk manipulasi dalam suatu hubungan yang membuat korbannya selalu meragukan diri sendiri. Hal ini dilakukan agar pelaku mampu mengendalikan dan menguasai korbannya, baik secara fisik dan emosional. Akibatnya, korban akan selalu mempertanyakan pendapatnya sendiri dan selalu merasa bersalah.
Istilah gaslighting berasal dari film yang diproduksi tahun 1938 berjudul Gaslight. Film tersebut mengisahkan seorang suami yang sering memanipulasi dan menyiksa, serta meyakinkan istrinya bahwa ia telah kehilangan kewarasan atau gila.
Perilaku ini sebenarnya tidak terbatas dalam hubungan asmara saja, namun kasus paling umum ditemukan pada hubungan kekasih dan suami-istri.
Dikutip dari Alodokter, ada beberapa bentuk gaslighting yang umum terjadi dalam suatu hubungan.
- Meremehkan emosi korban dan menuduhnya telah bereaksi secara berlebihan.
- Menolak ajakan berdiskusi.
- Menyangkal semua hal yang dituduhkan oleh korban.
- Meyakinkan orang lain bahwa korban adalah orang yang mudah bingung, suka mengada-ada, dan sulit mengingat sesuatu
- Mengalihkan pembicaraan saat korban mengangkat topik yang sensitif
Perilaku gaslighting ini juga dapat terdeteksi dari beberapa kalimat yang sering kali diucapkan oleh pelaku, seperti “Kamu nggak ngerti apa yang kamu bicarakan,” atau “Kamu terlalu mengada-ada.”
Saat kalimat tersebut diutarakan, korban akan kebingungan dan bertanya-tanya tentang apa yang salah dari dirinya. Selain itu, korban juga menunjukkan berapa tanda-tanda seperti sering meminta maaf, cemas, kurang percaya diri, merasa dirinya selalu salah, terisolasi dari orang terdekat, dan sulit mengambil keputusan.
Saat korbannya telah mempertanyakan pendiriannya sendiri, pelaku akan memiliki kendali penuh atas perilaku dan perasaan korban. Kondisi ini membuat korban tidak dapat menentukan apa yang akan dilakukannya.
Oleh karena itu, perlu bagi anda untuk menghindari seseorang yang menunjukkan perilaku toxic ini. Namun, saat anda mengalaminya, berikut cara menghadapi pelaku gaslighting.
Kenali Perilaku
Tindakan manipulasi yang biasanya dilakukan oleh pelaku sering kali tidak disadari sebagai bentuk gaslighting. Oleh karena itu, anda perlu waspada saat seseorang melakukan manipulasi secara konsisten hingga membuat anda meragukan diri sendiri.
Batasi Interaksi
Buatlah batasan yang jelas antara anda dan pelaku. Hal ini dapat dilakukan dengan membatasi percakapan atau menjauh saat anda sudah merasa ragu dan cemas.
Jangan Takut Berbicara
Gaslighting sering kali dilakukan menggunakan kebohongan, kritik negatif, dan hinaan untuk memanipulasi korban. Oleh karena itu, jangan takut untuk berterus terang dan vokal dengan pendapat anda sendiri.
Cintai diri sendiri
Penelitian menunjukkan bahwa gaslighting bisa berdampak buruk pada kesehatan tubuh dan meningkatkan risiko korbannya terkena PTSD. Oleh karena itu, kurangi stres akibat gaslighting dan mulailah mencintai diri sendiri. Lakukan aktivitas dan hobi yang disukai.
Selain itu, anda juga perlu meyakinkan diri bahwa bukan tanggung jawab anda memperbaiki keadaan yang disebabkan oleh pelaku gaslighting.
Ceritakan Pada Orang terdekat
Jika anda merasa terganggu dengan perilaku tersebut, mulailah bercerita pada orang-orang terdekat seperti keluarga atau teman untuk membantu anda meluruskan kembali pemikiran dan menemukan kembali keyakinan pada diri anda.
Namun, jika anda merasa tidak memiliki tempat untuk berbagi, maka segeralah menghubungi ahli seperti psikolog untuk membantu dalam merumuskan permasalahan yang sedang dihadapi
Komentar