SMJTimes.com – Kebijakan sekolah SMA di Kupang, NTT terkait jam masuk pukul 05.00 mengundang perhatian publik. Awalnya, niat tersebut diwujudkan untuk membangun motivasi kerja yang lebih baik, namun perubahan ini memicu berbagai reaksi dan pro-kontra. Kebijakan tersebut membuat anak datang ke sekolah dalam keadaan mengantuk, sehingga proses pembelajaran nantinya tidak efektif.
Seorang dokter spesialis anak di University of Utah, Cindy Gellner menyebut kurang tidur memicu dampak negatif pada anak.
“Kurang tidur juga dapat berdampak negatif pada cara belajar anak,” ujar Gellner, dikutip dari Kompas (1/3).
Saat mengantuk, performa anak di sekolah bisa jadi menurun. Anak-anak dan remaja perlu mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas agar otak bisa bekerja optimal untuk menerima ilmu baru. Kurang tidur akan mengganggu pembentukan dan ingatan jangka panjang. Mereka yang mengalami kelelahan cenderung sulit fokus untuk mencerna informasi baru sehingga belajar lebih lambat.
Selain itu, Anak-anak yang kurang tidur juga lebih mudah terganggu konsentrasinya dan berisiko membuat lebih banyak kesalahan. Mereka juga akan lebih sering melamun karena otak berada di dalam pola gelombang tidur.
Ia juga menambahkan, kelelahan yang disebabkan karena kurang tidur membuat anak menjadi murung dan impulsif. Mereka akan kehilangan kesabaran, sehingga amarahnya pun lebih mudah tersulut. Hal tersebut tentu akan mengganggu suasana kelas yang harusnya kondusif.
Kebiasaan kurang tidur juga berdampak negatif pada kekebalan tubuh karena mengurangi sel yang membantu melawan infeksi dan meningkatkan sel yang menyebabkan peradangan. Artinya, mereka harus menghadapi bakteri, virus, atau risiko kesehatan lainnya dengan imun yang rendah.
“Jika seorang anak kurang tidur, reaksi demam (mengartikan) mereka tidak prima. Mereka tidak dapat melawan infeksi sebaik saat mereka cukup istirahat,” imbuh Gellner.
Selain masalah imunitas, kurang tidur berisiko pada obesitas. Hal ini berhubungan dengan kadar hormon yang mempengaruhi rasa lapar. Kelelahan cenderung membuat mereka makan lebih banyak karena hormon yang menyebabkan rasa lapar meningkat.
Komentar