Bronkitis, Apa Gejala dan Bagaimana Penanganannya?

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Bronkitis merupakan iritasi yang terjadi pada saluran bronkus. Dilansir dari Halodoc, bronkus adalah pipa penyalur udara dari tenggorokan menuju ke paru-paru. Gejala Bronkitis umumnya diawali dengan batuk diikuti dengan lendir atau dahak yang merupakan dampak peradangan bagian dinding bronkus. Bronkitis yang tidak ditangani akan memburuk dan meningkatkan risiko terserang pneumonia dengan gejala demam, nyeri dada dan penurunan kesadaran.

Penyebab dan Faktor Risiko

Bronkitis digolongkan menjadi dua jenis, yaitu bronkitis akut dan bronkitis kronis. Bronkitis akut terjadi karena infeksi virus yang menyerang bronkus. Virus tersebut adalah virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas (ISPA), salah satunya Rhinovirus. Bronkitis akut muncul apabila ISPA tidak membaik dan menyebar ke area bronkus. Perlu diketahui, anak dibawah 5 tahun lebih rentan mengalami penyakit ini.

Sementara bronkitis kronis disebabkan adanya peradangan dalam waktu yang lama karena paparan asap rokok atau senyawa kimia. Orang yang memiliki kebiasaan merokok akan menunjukkan reaksi peradangan berkelanjutan yang mengakibatkan penyempitan bronkus, hingga akhirnya mengeras.

Berikut adalah beberapa hal yang meningkatkan risiko bronkitis;

  • Perokok aktif maupun pasif.
  • Berusia 5 tahun atau 40 tahun keatas.
  • Tidak vaksin pneumonia dan flu.
  • Sering terpapar zat kimia, seperti klorin, amonia dan debu.
  • Imunitas tubuh lemah, pengidap kanker atau penyakit autoimun
  • Mengidap kondisi medi lain, seperti GERD

Gejala

Gejala paling umum adalah batuk berdahak yang mengeluarkan dahak warna putih, kuning atau hijau. Selain itu, ada gejala lain seperti demam dan menggigil, sesak napas, lemas, sakit tenggorokan, pusing, berbunyi saat bernapas, serta nyeri dada saat batuk. Gejala lain tersebut dapat membaik dalam jangka waktu seminggu, namun batuk tetap terjadi selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.

Diagnosis dan Pengobatan

Pada awal pemeriksaan, dokter akan bertanya tentang keluhan, faktor risiko dan Riwayat penyakit pasien secara keseluruhan. Setelahnya, dokter akan melakukan pengecekan fisik pada bagian dada dan mengecek suara paru-paru.

Jika diperlukan, dokter akan menyarankan pemeriksaan lanjutan seperti analisis gas darah untuk mengetahui kadar oksigen, pemeriksaan darah untuk mendeteksi infeksi, pemeriksaan paru-paru untuk mengetahui adanya risiko asma maupun emfisema, rontgen dada, dan tes dahak.

Pengobatan dilakukan sesuai dengan tingkat akut/kronis. Jika pengidap masih di tingkat ringan/akut, dokter akan meresepkan obat pereda nyeri dan demam (ibuprofen dan paracetamol), juga obat pereda batuk (ekspektoran dan antitusif). Dalam tingkat ringan/akut, kondisi pasien akan membaik dengan sendirinya selama beberapa minggu.

Sementara itu, bagi pengidap tingkat kronis/berat, dokter akan meresepkan obat seperti antibiotik untuk menangangi infeksi bakteri, obat kortikosteroid untuk meringankan gejala bronkitis, dan Bronkodilator untuk meringankan sesak napas.

Sementara untuk penanganan mandiri, anda perlu istirahat yang cukup, perbanyak minum air putih, menghirup uap air hangat, hentikan merokok, pakai masker di luar rumah untuk cegah paparan zat kimia.

Komentar