SMJTimes.com – Satgas Pangan Polri menurunkan 4 tim untuk melakukan pemantauan langsung ke sejumlah pasar. Hal ini dilakukan guna memastikan ketersediaan, serta melihat harga pangan di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi. Pemantauan ini dilakukan pada Jumat (10/2) di pasar-pasar yang ada di wilayah tersebut.
Tim dari Satgas Pangan tersebut melakukan pengecekan terhadap ketersediaan beras Bulog dan minyak goreng MinyaKita di pasar tradisional. Lebih dari 20 pasar yang dikunjungi oleh pihak Satgas Pangan Polri. Beberapa diantaranya adalah Pasar Jembatan lima, Pasar Muara Angke, Pasar Tanah Abang, Pasar Depok Jaya, Pasar Blok A, Pasar Mayestik, dan lain sebagainya.
Whisnu Hermawan selaku kepala Satgas Pangan Polri menyatakan bahwa pemantauan tersebut untuk memastikan harga beras Bulog dan MinyaKita sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), yaitu kisaran 9.450/kg dan 14.000/liter.
“Tim di lapangan melakukan monitoring dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat untuk menciptakan situasi Kamtibmas yang kondusif,” ujarnya, dikutip dari Tribunnews (10/2).
Ia juga mengingatkan apabila ditemukan penyimpangan yang berdampak buruk pada ketersediaan pangan, maka pihaknya akan mengambil tindakan tegas sesuai hukum yang berlaku.
Sementara itu, dari hasil pengecekan ditemukan indikasi penyimpangan berupa beras oplosan dan harga lebih tinggi dari HET yang telah ditetapkan.
Brigjen Whisnu Hermawan mengungkapkan, “Tim juga menemukan adanya pengoplosan beras Bulog dengan beras lokal dan dijual diatas harga eceran tertinggi yang dilakukan oleh pengecer.”
Selain itu, tim lapangan juga menemukan bahwa agen beras sulit mendapatkan beras dari distributor karena belum tersebar ke seluruh wilayah Jabodetabek.
Dalam penjualan MinyaKita, Satgas Pangan juga menemukan adanya penyimpangan. Sudah sekitar 1 bulan minyak subsidi pemerintah tersebut sulit didapatkan di pasar tradisional. Para Pedagang pun akhirnya menjual MinyaKita diatas 14.000/liter.
Komentar