SMJTimes.com – Gerai Bed Bath and Beyond tutup gerai. Kabarnya, perusahaan ritel tersebut telah menutup 87 gerainya untuk menghindari kebangkrutan karena turunnya laba pendapatan kuartalan. Juru bicara Bed Bath and Beyond, mengaku telah melakukan tindakan untuk mengelola bisnis seefisien mungkin.
“Saat kami terus berkerja dengan penasehat kami untuk mempertimbangkan berbagai jalur, kami menerapkan tindakan untuk mengelola seefisien mungkin,” ujarnya dikutip dari CNN Indonesia (3/2).
Sebelumnya, retail Bed Bath dan Beyond telah menutup 150 gerainya di beberapa wilayah di AS pada Agustus 2022. Penutupan toko ini termasuk 5 buybuy Baby dan 49 toko Harmon Face Value yang menjual kosmetik.
Kondisi ini terjadi dipicu karena adanya ancaman resesi di pasar global, sehingga munculnya tekanan ini membuat penjualan ritel tersebut menurun drastis hingga 30 persen. CNN International mencatat selama kuartal III 2022 Bed Bath and Beyond mengalami kerugian mencapai 385,5 juta dolar AS.
Untuk menekan jumlah kerugian ini, perusahaan telah memangkas ratusan karyawan, memotong upah, serta menutup ratusan toko. Cara tersebut dapat menurunkan biaya sewa sebesar 36 persen, namun tidak cukup bisa menghentikan kerugian yang ditanggung perusahaan.
Bed Bath and Beyond juga melewatkan termin pembayaran obligasi yang jatuh tempo pada 1 Februari 2023 kemarin. Perusahaan tidak mampu membayarkan tagihan sebesar 1,2 miliar dolar AS untuk tiga tahap wesel.
Apabila perusahaan tak kunjung membayarkan tagihan selama 30 hari kedepan, maka ritel ini akan dinyatakan gagal bayar.
“Kami berkomitmen untuk memperbarui semua manajemen kami dan memperbaikinya,” kata juru bicara Bed Bath and Beyond.
Komentar