Banyak Gedung Kantor Kosong, Virtual Office Jadi Alasannya

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Setelah pandemi COVID-19, pola bekerja berubah. Jika biasanya orang-orang bekerja dari kantor, kini pekerjaan bisa dilakukan via daring dari mana saja. Hal ini juga yang memicu banyak gedung kantor kosong di Jakarta dan wilayah kota besar lain. Beberapa di antaranya bahkan ada dijual atau disewakan kembali. Kini, banyak perusahaan beralih menggunakan virtual office.

Virtual Office, Alternatif Bagi Pengusaha Pemula

Fenomena banyak gedung kantor kosong ini menarik perhatian Ketua Perhimpunan Pengusaha Jasa kantor Bersama Indonesia (PERJAKBI) atau Indonesia Workspace & Digital Start-Up Accelerator Association, Anthony Leong.

Ia menjelaskan bahwa peralihan pola kerja ini menjadi tantangan baru bagi pelaku usaha bidang jasa penyewaan gedung kantor. Virtual Office dan juga layanan Serviced Office (kantor private berukuran kecil) kini menjadi pilihan bagi pengusaha start-up dan UMKM. Hal ini karena virtual office dinilai lebih fleksibel dan penggunaan fasilitas yang ada di dalamnya pun lebih efisien. Selain itu, virtual office yang berukuran lebih kecil harganya cenderung terjangkau. Kelebihan-kelebihan yang ditawarkan inilah yang menarik para pengusaha pemula menjadikan virtual office sebagai alternatif pilihan guna efisiensi biaya.

Steve Sudijanto, Pengamat dan Ahli properti juga memberikan tanggapannya. Ia berkata bahwa di masa depan format kantor akan sedikit berubah.

“Jadi, fenomena ke depannya itu, kantor lebih banyak communal table dan communal meeting room,” ungkapnya. Ia memperkirakan kantor hanya diperlukan untuk meeting tertentu saja, dengan format meja yang disesuaikan orang-orang yang akan datang. Sementara itu, diskusi dapat dilakukan secara daring.

Menanggapi hal ini, PERJAKBI melakukan inovasi dengan bekerja-sama dengan berbagai pihak seperti IPB dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) untuk membangun pusat inkubasi usaha yang terdapat berbagai fasilitas di dalamnya. Sebagai contoh seperti co-working, virtual office, serviced office serta layanan perbankan untuk modal usaha.

“Kita membuka peluang kolaborasi dengan pihak gedung di kota besar untuk optimalisasi aset agar tidak idle. Semua orang khawatir dengan isu resesi, apalagi bagi pengusaha operator perkantoran di Jakarta,” tutur Anthony, Ketua PERJAKBI sekaligus Ketua HIPMI Digital Academy.

Komentar