SMJTimes.com – Salah satu kisah yang terkenang sampai saat ini adalah kisah Nabi Adam AS. Diceritakan bahwa Allah SWT menerima tobat dari Nabi Adam yang melanggar larangan dari Allah.
Adapun hari istimewa saat Allah menerima pertobatan dari nenek moyang manusia pertama ini terjadi pada bulan Muharram.
Hal itu sesuai dengan hadits Abi Ishaq dari Yazid, “Aku bertanya kepada Ubaid bin Umar tentang puasa di hari Asyura, maka ia menjawab: ‘Muharram merupakan bulan Allah Al-Ashamm di sana Allah menerima tobat Nabi Adam AS’.”
Imam Ibnu Katsir menceritakan bahwa Nabi Adam AS termakan oleh tipu daya iblis yang memintanya melakukan apa yang dilarang oleh Allah SWT saat di surga, yaitu memakan buah yang dilarang oleh Allah.
Akibat perbuatannya tersebut, Nabi Adam dan Siti Hawa diturunkan ke bumi. Seperti yang diriwayatkan dari Mujahid oleh Al-Hafizh ibnu Asakir, ia berkata, “Allah memerintahkan dua malaikat untuk mengeluarkan Adam dan Hawa dari sisi-Nya. Jibril melepas mahkota dari kepala Adam sementara Mikail melepas tanda kehormatan dari jidatnya.
Nabi Adam yang menyangka hukuman akan diberikan kepadanya tersebut pun menundukkan kepalanya, dan berkata, ‘Maafkan aku. Maafkan aku.’ Allah lalu berfirman kepada beliau: ‘Engkau hendak lari dari-Ku?’ Adam menjawab: ‘Tidak, tetapi aku malu pada-Mu, wahai Tuhanku’.”
Diketahui Rasulullah SAW, menurut Imam Ahmad dari riwayat yang berasal dari Abu Hurairah menyebutkan peristiwa diturunkannya Nabi Adam dan Siti Hawa ke bumi tersebut terjadi pada hari Jumat.
“Sebaik-baik hari yang padanya matahari terbit adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan. Pada hari itu juga beliau dimasukkan ke surga dan pada hari itu pula beliau diturunkan dari surga, dan pada hari itu juga akan terjadi kiamat.”
Setelah itu, Nabi Adam AS dan Siti Hawa bertoba. Dan Allah SWT berfirman,
فَتَلَقّٰٓى اٰدَمُ مِنْ رَّبِّهٖ كَلِمٰتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۗ اِنَّهٗ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ ٣٧
Artinya: “Kemudian, Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS Al Baqarah: 37)
Kisah tobat Nabi Adam ada dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Hakim, al-Baihaqi, dan Ibnu Asakir melalui jalur riwayat Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Umar bin Khattab. Ia berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Setelah Adam melakukan kesalahan, beliau berkata: ‘Ya Tuhanku, aku memohon kepada-Mu dengan hak Muhammad yang dengannya Engkau akan mengampuniku.’ Allah bertanya: ‘Bagaimana engkau mengetahui Muhammad, padahal aku belum menciptakannya?’ Adam menjawab: ‘Ya Tuhanku, saat Engkau menciptakan aku dengan tangan-Mu sendiri lalu Engkau meniupkan ruh-Mu kepada diriku, aku mengangkat kepalaku sehingga aku melihat pada tiang-tiang Arsy tertulis kalimat lâ Ilâha illallâh Muhammad Rasûlullâh (tidak ada tuhan selain Allah, Muhammad adalah rasul Allah).’ Akhirnya, aku mengetahui bahwa Engkau tidak akan mempersandingkan nama seseorang dengan nama-Mu, kecuali ia adalah seseorang yang paling Engkau cintai.’ Allah menjawab: ‘Engkau benar, wahai Adam. Sesungguhnya, ia adalah orang yang paling Aku cintai. Jika engkau meminta kepada-Ku dengan hak dirinya (hak Muhammad), niscaya Aku akan mengampunimu. Sungguh kalau bukan karena Muhammad, niscaya Aku tidak akan menciptakanmu.” (HR Al-Hakim). (*).
Komentar